JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mencopot oknum aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kementerian Pertanian yang terbukti menyewakan lahan negara seluas 300 hektare kepada pihak luar.
Pencopotan dilakukan langsung saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lahan percobaan Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Tanaman Padi Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (13/11/2025).
"Kita ini punya teknologi, punya alat, punya sumber daya manusia, lahannya ada, tapi malah disewakan kepada orang. Ini tidak benar. Hari ini juga kami copot direkturnya dan eselon tiganya. SK-nya langsung saya serahkan di lapangan.” tegas Amran.
Dia mengungkap, dari total lahan 300 hektare di Sukamandi, hanya satu hektare yang dikelola sebagaimana mestinya, sementara sisanya disewakan ke pihak luar. Ia pun memerintahkan agar lahan tersebut segera difungsikan kembali untuk kepentingan pertanian negara.
“Saya temukan satu hektare yang dikelola, sementara 299 hektare disewakan. Mulai hari ini, lahan itu harus dikerjakan kembali. Kami beri waktu tiga bulan untuk membuktikan hasil,” ucapnya.
Amran menegaskan bahwa pihaknya akan terus bersikap tegas terhadap pelanggaran serupa. Ia juga menekankan pola kerja cepat dan tanpa kompromi terhadap penyimpangan.
“Model baru sekarang, tidak perlu rapat lama-lama di kantor. SK dicopot atau diganti langsung di lapangan. Kalau saya temukan lagi kasus seperti ini, akan saya copot lagi.” tegasnya.
Menurutnya, langkah tegas ini merupakan bentuk tanggung jawab dalam menjaga amanah rakyat agar aset negara dimanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan publik, bukan pribadi.
“Ada yang salah, kita perbaiki. Tapi jangan biarkan pelanggaran sekecil apa pun menggerogoti amanah rakyat. Ini kepercayaan besar dari rakyat kepada kita,” tegasnya.
Amran menambahkan, lahan percobaan seperti BRMP harus menjadi pusat inovasi dan pengembangan benih unggul nasional. Ia meminta seluruh BRMP di Indonesia untuk memproduksi bibit terbaik dan menjadi contoh bagi petani di sekitarnya.
“Kami minta seluruh BRMP se-Indonesia menanam bibit dan benih terbaik. Harus lebih baik daripada lingkungannya. Gunakan teknologi terbaik. Jadilah contoh. Ini yang kami mau, karena BRMP ini ada di seluruh Indonesia. Harus jadi yang terdepan.” tandasnya.
(Taufik Fajar)