JAKARTA - Penyebab bencana banjir dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat pada akhir November 2025 dikarenakan banyak pohon yang hilang. Sebab, bencana di Sumatera bukan hanya karena faktor cuaca semata.
Fakta ini diungkapkan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid. Banyak pohon yang hilang dikarenakan alih fungsi hutan menjadi pertambangan hingga perkebunan sawit.
Tercatat, selama 1990-2024, hilangnya hutan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat rata-rata 36.305 hektar per tahun. Jika dikonversikan per hari, ditemukan angka sekitar 99,46 hektar hilang per hari.
Bahkan, kini sudah ada empat izin perusahaan yang dibekukan sementara yang diduga sebagai penyebab banjir dan longsor di Sumatera.
Berikut ini Okezone rangkum fakta-fakta bencana banjir dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat dikarenakan banyak pohon yang hilang, Jakarta, Sabtu (13/12/2025).
1. Menteri ATR Sebut Banyak Pohon Hilang
Nusron menegaskan bencana tersebut harus menjadi titik evaluasi serius bagi pemerintah untuk memperbaiki tata ruang agar kejadian serupa tidak terus berulang.
"Apa sih problem-nya banjir ini di Sumatera? Adalah debit air yang banyak tidak ada penyangga serapan. Kenapa? Karena penyangga serapannya dulunya adalah tumbuh-tumbuhan, pohon-pohon. Pohonnya hilang," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (8/12/2025).