Melalui pendekatan ini, belanja infrastruktur Kementerian PU diarahkan agar semakin produktif, transparan, dan berdampak. Efektivitas pembangunan tidak lagi diukur dari besarnya anggaran yang dibelanjakan, tetapi dari kemampuannya dalam memperkuat struktur ekonomi domestik, meningkatkan efisiensi investasi, serta memperluas manfaat ekonomi yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
Diketahui, Kementerian PU menargetkan menyelesaikan tiga proyek strategis nasional (PSN) senilai Rp14,10 triliun di akhir 2025. Ketiganya yakni ruas Tol Sigli-Banda Aceh di Aceh, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Benteng-Kobema di Bengkulu, dan Bendungan Marangkayu di Kalimantan Timur.
Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan Kementerian PU Edy Juharsyah, ketiga PSN tersebut kini telah memasuki fase terakhir pengerjaan.
"Sudah hampir selesai. Kemarin memang ada beberapa masalah tanah seperti Tol di Sigli itu. Kita telah mendapatkan izin untuk penggunaan lahan kawasan hutannya. Sehingga Insya Allah akan selesai di akhir tahun 2025," jelasnya.
Sekadar informasi, Kementerian PU meraih Penghargaan Penggunaan Produk dalam Negeri (P2DN) tahun 2025 dengan kategori “Kementerian/Lembaga dengan Anggaran Belanja Terbesar”. Penghargaan tersebut diberikan pada acara Business Matching Belanja PDN 2025 yang diselenggarakan di Ruang Garuda Gedung Kementerian Perindustrian (15/12/2025).
Penghargaan ini menjadi refleksi atas konsistensi implementasi kebijakan P3DN. Lebih dari sekadar capaian institusional, penghargaan ini menegaskan peran strategis Kementerian PU dalam menjadikan belanja infrastruktur sebagai instrumen transformasi ekonomi nasional, sekaligus fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berdaulat secara ekonomi.
(Dani Jumadil Akhir)