Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Gandeng KPP Mining, MNC Energy (IATA) Target Produksi Batu Bara Capai 7 Juta Ton per Tahun

Feby Novalius , Jurnalis-Selasa, 23 Desember 2025 |12:48 WIB
Gandeng KPP Mining, MNC Energy (IATA) Target Produksi Batu Bara Capai 7 Juta Ton per Tahun
PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) menjalin kerja sama dengan PT Kalimantan Prima Persada. (Foto: Okezone.com/IATA)
A
A
A

JAKARTA - PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) menjalin kerja sama dengan PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining) melalui kontrak jasa pertambangan batu bara selama lima tahun mulai 2026. Ditargetkan peningkatan produksi dari sekitar 3 juta ton pada tahun pertama hingga mencapai 7 juta ton per tahun.

"Dengan dukungan kontraktor yang memiliki kompetensi tinggi, IATA memiliki keyakinan lebih besar untuk mencapai seluruh target produksi. Ke depan, target produksi kami mencapai 7 juta ton per tahun, sementara untuk 2026 kami tengah mengajukan RKAB dengan target sekitar 7,5 juta ton,” ujar Suryo usai Sign Off Ceremony Mining Contractor Agreement di iNews Tower Lt. 3, Selasa (23/12/2025).

Direktur Utama IATA, Suryo Eko Hadianto, mengatakan pemilihan KPP Mining didasarkan pada kompetensi teknis dan rekam jejak perusahaan sebagai salah satu kontraktor pertambangan terbaik di Indonesia.

“Pemilihan KPP Mining didasarkan pada kompetensi teknis yang sudah tidak diragukan lagi. KPP merupakan salah satu kontraktor pertambangan terbaik di Indonesia, sehingga kami memiliki keyakinan lebih tinggi untuk mencapai seluruh target produksi yang telah ditetapkan,” ujar Suryo.

Perjanjian ini memiliki jangka waktu lima tahun, terhitung mulai Januari 2026, dengan nilai kontrak sebesar Rp5 triliun, di mana KPP Mining akan bertindak selaku kontraktor jasa pertambangan di wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) APE yang berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

 

Selama masa kontrak, target produksi batu bara ditetapkan mencapai 33,6 juta metric ton (MT), dengan target produksi pada tahun pertama (2026) sebesar 3 juta MT, serta total volume material yang akan dikelola selama periode kerja sama mencapai 140,9 juta bank cubic meter (BCM).

Ke depannya, IATA menargetkan peningkatan skala produksi hingga dua digit atau di atas 10 juta ton per tahun. Selain itu, perseroan juga membuka peluang pengembangan usaha melalui akuisisi tambang di lokasi lain, termasuk di luar Pulau Sumatera, sebagai bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement