Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kaleidoskop 2025: SPBU Swasta Alami Kelangkaan BBM 

Taufik Fajar , Jurnalis-Minggu, 28 Desember 2025 |21:43 WIB
Kaleidoskop 2025: SPBU Swasta Alami Kelangkaan BBM 
SPBU Swasta Langka BBM (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Terjadi shifting atau peralihan penggunaan konsumsi BBM di masyarakat. Tidak lagi bergantung pada BBM subsidi, namun mulai banyak yang menggunakan bahan bakar RON 90 ke atas. Hal ini menyikapi fenomena kelangkaan BBM di sejumlah SPBU Swasta di tanah air. Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Laode Sulaeman. 

Menurutnya permintaan akan BBM dengan standar kualitas yang lebih tinggi dari BBM subsidi terjadi peningkatan.

"Wakil Menteri (Wamen) menyampaikan ada shifting. Jadi masyarakat kita ternyata saat ini tidak menggantungkan diri pada BBM subsidi, mereka juga shifting jenis BBM yang di atas RON 90," ujarnya saat ditemui di Kompleks DPR RI, Rabu 3 September 2025. 

Pada kesempatan itu, ia juga mendorong agar SPBU Swasta memenuhi kebutuhan pasokan BBM dengan membeli dari PT Pertamina. 

Terkait standar kualitas, Laode memastikan sesuai dengan aturan di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas), Kementerian ESDM.

"Spesifikasi kan sudah diatur Ditjen Migas, syaratnya harus sesuai dengan spek yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh Dirjen Migas. Teknisnya akan dibahas lebih lanjut," tambahnya. 

Laode menambahkan Kementerian ESDM juga telah menjadwalkan untuk memanggil operator SPBU Swasta di Indonesia terkait sinkronisasi pengadaan BBM di dalam negeri. Jika sebelumnya dilakukan lewat impor, ke depan pemenuhan kebutuhan BBM oleh SPBU swasta didapatkan dari PT Pertamina.

"Sinkronisasi itu adalah mengoptimalkan apa yang sudah kita miliki di dalam negeri, yaitu hasil dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu dari PT Pertamina. Tadi selesai rapat, mungkin awal minggu depan kita panggil (SPBU Swasta)," tuturnya. 

 

Menteri ESDM Buka Suara

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa tugas pemerintah adalah menjamin bahan bakar minyak (BBM) tersedia di masyarakat, sekaligus membantah adanya kelangkaan BBM.

“Kewajiban pemerintah adalah memastikan bahwa stok BBM kita cukup,” ucap Bahlil di Jakarta, Kamis 2 Oktober 2025.

Bahlil membantah bahwa saat ini terjadi kelangkaan BBM. Dia menjelaskan, stok BBM di Indonesia, baik untuk RON 92, RON 95, RON 98, maupun Pertalite (RON 90) masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama 18–21 hari.

Mengenai kelangkaan BBM di stasiun bahan bakar umum (SPBU) swasta, Bahlil menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan ranah antarbisnis (business to business/b2b), dan pemerintah hanya bertugas untuk memberi panduan.

“Kami hanya memberi panduan. Kuota impornya pun (untuk BBM swasta) sudah kami berikan sesuai dengan apa yang disampaikan sebelumnya,” kata Bahlil.

Pernyataan tersebut merujuk kepada tambahan kuota untuk 2025 sebesar 10 persen, sehingga kuota pengelola SPBU swasta mengimpor BBM menjadi sebesar 110 persen apabila dibandingkan dengan 2024.

Akan tetapi, meskipun dengan tambahan kuota impor BBM tersebut, SPBU swasta masih mengalami kelangkaan BBM, seperti yang dialami oleh Shell dan BP sejak pertengahan Agustus.

Dalam rapat bersama para pengelola SPBU swasta, Bahlil menyampaikan SPBU swasta Shell, Vivo, BP, dan Exxon Mobil menyetujui untuk membeli stok BBM tambahan dengan skema impor melalui Pertamina.

Pemerintah Bahas dengan Shell Cs

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan pemerintah segera membahas kelangkaan BBM Shell dan BP bersama Pertamina dan seluruh pengelola SPBU swasta.

“Sudah ada arahan kepada Dirjen Migas untuk segera mengumpulkan. Ini segera dirapatkan antara Pertamina sama badan usaha yang memerlukan impor,” ucap Yuliot setelah menghadiri Rapat Kerja Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu 3 September 2025.

Kementerian ESDM, kata dia, berupaya untuk menyesuaikan kebutuhan impor dari pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta dengan Pertamina, sebab hal tersebut berkaitan dengan Neraca Perdagangan Indonesia.

Saat ini, Kementerian ESDM sudah memegang data soal jumlah impor BBM oleh Pertamina dan masing-masing SPBU swasta.

“Kami juga memperhatikan neraca komoditas. Jangan sampai neraca komoditas yang sudah disepakati itu ada kelebihan,” kata Yuliot. 

SPBU Swasta  Batal Beli BBM Pertamina

PT Pertamina Patra Niaga buka suara soal SPBU swasta seperti Shell, Vivo dan BP batal membeli BBM Pertamina. Padahal BBM tersebut sudah diimpor untuk mengatasi kelangkaan di SPBU swasta.

Satu alasan para SPBU swasta belum bisa membeli stok BBM Pertamina lantaran kandungan etanol yang terdapat dalam base fuel milik Pertamina.

Kandungan etanol tersebut yang dinilai menjadi kendala oleh SPBU swasta.

Menanggapi isu kandungan etanol dalam produk BBM, Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun menegaskan bahwa hal ini merupakan praktik yang lazim di kalangan perusahaan migas dan berlaku secara internasional.

"Penggunaan BBM dengan campuran etanol hingga 10% telah menjadi best practice di banyak negara seperti di Amerika, Brazil, bahkan negara tetangga seperti Thailand, sebagai bagian dari upaya mendorong energi yang lebih ramah lingkungan sekaligus mendukung pengurangan emisi karbon,” kata Roberth di Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Terkait kolaborasi dengan badan usaha swasta, Pertamina Patra Niaga juga menekankan pentingnya ruang negosiasi yang saling menghormati prosedur internal masing-masing pihak. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat sistem layanan energi nasional secara menyeluruh demi masyarakat.

Meski terdapat polemik yang berkembang di tengah masyarakat, Pertamina Patra Niaga memastikan bahwa layanan BBM tetap berjalan normal tanpa kendala.  

Dengan berbagai langkah tersebut, Pertamina Patra Niaga memastikan masyarakat tetap dapat menikmati layanan energi yang andal, aman, dan sesuai standar, di seluruh penjuru negeri. Sebagai entitas bisnis energi nasional, Pertamina berkomitmen untuk menghadirkan layanan terbaik dengan tetap mematuhi regulasi yang berlaku.

“Kami memastikan seluruh produk BBM yang disalurkan sesuai dengan spesifikasi resmi pemerintah serta mekanisme pengadaan yang berlaku. Dalam menjalankan amanah menjaga pasokan energi nasional, Pertamina Patra Niaga tidak bekerja sendiri, tetapi kami juga terbuka untuk berkolaborasi dengan SPBU swasta,” jelas Roberth.

 

Lebih lanjut, Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa distribusi BBM tidak hanya berfokus di wilayah perkotaan, tetapi juga menjangkau pelosok dari Sabang hingga Merauke. Upaya ini diiringi dengan investasi untuk memperkuat ketahanan energi, baik di daerah berkembang maupun di wilayah terpencil, sebagai dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. 

PHK Karyawan Shell 

Shell Indonesia buka suara soal isu pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawai termasuk petugas SPBU yang dikaitkan dengan kebijakan impor bahan bakar minyak (BBM) di tengah-tengah kelangkaan BBM SPBU swasta. Kabar ini pun viral di media sosial.

Namun, Shell membantah kabar PHK massal tersebut. Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea menepis adanya kabar PHK massal imbas kebijakan impor BBM di tengah-tengah kelangkaan BBM SPBU swasta.

"Menanggapi konten media sosial tersebut, Shell Indonesia mengklarifikasi bahwa informasi yang disampaikan adalah tidak benar," ujar Susi melalui pernyataan resmi kepada Okezone, Jakarta, Senin (29/9/2025).

Dia menjelaskan, konten-konten perpisahan petugas SPBU Shell yang belakangan ramai di media sosial bukan berkaitan dengan PHK. 

Melainkan perpisahan untuk pemindahan pegawai ke tempat lainnya sesuai keputusan perusahaan.

"Kondisi yang sebenarnya yang terjadi dalam video tersebut adalah tim di salah satu SPBU Shell menjalankan kegiatan pengarahan rutin dan sekaligus perpisahan salah satu anggota tim untuk perpindahan lokasi kerja ke SPBU Shell yang lain," tambahnya.

Sebelumnya, ramai di media sosial yang menggambarkan situasi para pegawai SPBU Shell berkumpul bersama dengan situasi yang penuh haru. 

Beberapa gambar dalam video tersebut juga terlihat beberapa pegawai yang berpelukan hingga berfoto bersama. 

Peristiwa tersebut diketahui terjadi di SPBU Shell Gading Serpong, Tangerang. SPBU Swasta Stok Kosong BBM Ramai isu langkanya BBM di SPBU Swasta beberapa hari terakhir ini. 

Saat ini, terpantau aktivitas di SPBU Swasta, salah satunya di kawasan Kemang Jakarta sepi dari pengunjung.

Berdasarkan pantauan, aktivitas di sejumlah SPBU Swasta kawasan Kemang terlihat tak begitu ramai. Baik itu SPBU milik Vivo maupun SPBU milik Shell.

Hanya ada sejumlah pengemudi kendaraan yang mengisi BBM kendaraannya miliknya di dua SPBU tersebut. Umumnya, mereka yang membeli di SPBU milik swasta itu karena tak ingin mengantre di SPBU milik Pertamina.

SPBU milik swasta yang ada di kawasan tersebut memang tak begitu ramai meski di hari-hari biasanya. 

Berbeda dengan SPBU milik Pertamina yang selalu ramai di hari biasanya.

Meski begitu, stok BBM yang ada di SPBU milik swasta di kawasan Kemang itu dipastikan aman. Petugas SPBU menyebutkan tak ada kelangkaan BBM di SPBU tersebut. 

Setelah sekian lama, SPBU swasta seperti BP, Vivo, hingga Shell akhirnya mulai membeli bahan bakar minyak (BBM) dari PT Pertamina (Persero). Pasokan BBM di SPBU-SPBU tersebut sempat kosong sejak beberapa waktu terakhir.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menegaskan bahwa empat operator SPBU swasta sudah resmi menyetujui pembelian impor BBM melalui PT Pertamina Patra Niaga untuk memastikan stok tersedia hingga akhir 2025.

 

SPBU Swasta Beli BBM Impor dari Pertamina

Laode Sulaeman menjelaskan, saat ini BP-AKR sudah melakukan pengiriman sebanyak 2 kargo dan tengah dalam perjalanan 1 kargo lagi.

Sementara Vivo dan Shell sudah menyetujui kontrak pembelian BBM, dan Exxon tidak jadi membeli BBM dari Pertamina karena stoknya masih cukup hingga akhir tahun.

"Yang swasta sudah aman, jadi pada saat ini BP-AKR sudah 2 kargo menjelang 3 kargo, Vivo sudah, kemudian Shell sudah final negosiasi, Exxon mereka masih punya cadangan," ujarnya.

Pengiriman BBM untuk Shell

Saat ini, kargo pengiriman BBM Shell tengah dalam persiapan pengisian sebelum bergerak menuju Indonesia. Ia belum merinci jumlah impor yang dilakukan Shell, namun dipastikan cukup untuk memenuhi stok hingga akhir tahun 2025.

"Shell sudah negosiasi final, dalam waktu dekat, informasi yang ada kargo dalam persiapan bergerak dari tempat pengisian. Keempat SPBU sudah oke (impor lewat Pertamina), yang tidak negosiasi stoknya masih ada," lanjutnya.

Laode memproyeksikan kargo BBM milik Shell akan masuk Indonesia pada akhir bulan ini, sehingga dapat segera dijual kembali hingga akhir 2025.

"Shell dalam waktu dekat, (besaran impor) harus sampai akhir tahun. Akhir bulan ini sudah bisa, dari info yang ada," sambungnya.

Negosiasi Alot

Menurut Laode, alotnya negosiasi tambahan impor BBM untuk para SPBU swasta terjadi karena beberapa aspek, seperti spesifikasi badan usaha yang berbeda, penyesuaian harga, hingga fluktuasi harga minyak dunia.

"Kalau soal kandungan sulfur dan etanol itu soal yang berbeda," pungkasnya.

Shell Indonesia telah mencapai kesepakatan dengan PT Pertamina (Persero) terkait impor tambahan base fuel, dalam memenuhi kekurangan BBM di sejumlah SPBU.

Shell Beli BBM Pertamina

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengatakan, Shell Indonesia telah menyepakati untuk membeli BBM dari Pertamina Patra Niaga sebanyak 1 kargo atau sekitar 100 ribu barel. Kargo tersebut telah diberangkatkan dari terminal pengiriman menuju Indonesia.

"Shell sudah ada kesepakatan dengan Pertamina, rencananya lebih kurang 100 ribu barel," ujarnya di Jakarta, Selasa (25/11/2025).

Dia menambahkan, kargo tersebut rencananya akan sampai di Indonesia pada hari ini (25/11), yang akan segera dijemput oleh Shell Indonesia sebelum dijual ke masyarakat. Kuota tambahan ini untuk memenuhi pemenuhan stok hingga habis tahun 2025, sebelum perusahaan mendapat kuota impor kembali.

"Rencananya tanggal 25 ini sudah sampai di tempat titik serah yang disepakati dengan PT Pertamina," sambungnya. 

Tambah Impor BBM SPBU Swasta

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang untuk menambah kuota impor SPBU swasta tahun depan. Hal ini menimbang kekurangan stok BBM SPBU swasta yang terjadi akhir-akhir ini.

 

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyatakan, skema pemberian kuota impor tahun depan untuk operator SPBU akan menimbang aspek kebutuhan tahun 2025. 

Ketika permintaan SPBU swasta meningkatkan tahun ini, yang terlihat dari tambahan pemenuhan impor lewat PT Pertamina Patra Niaga, maka menjadi bagian evaluasi untuk pemberian kuota impor tahun depan.

"Seperti tahun 2025 ini kan total penjualan mereka akhirnya kita lebihkan 10 persen (dari tahun 2024). Sesuai dengan pertumbuhan permintaan. Jadi ini (pemberian kuota impor) juga lagi di evaluasi oleh Dirjen Migas," ujar Yuliot saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (12/12/2025).

Yuliot menambahkan, bulan Desember ini operator SPBU baik swasta maupun Pertamina sudah bisa mengajukan kuota impor untuk kebutuhan di tahun 2026. Pengajuan tersebut sesuai dengan hasil penjualan BBM di tahun ini.

"Jadi untuk kuota, ini kan saat ini ini badan usaha swasta termasuk PT Pertamina, kalau memang itu ada impor. Mereka sudah bisa mengajukan kuota untuk tahun depan. Jadi ini berdasarkan penjualan (2025)," tutupnya.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement