Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rupiah Dibuka Anjlok ke Level Rp16.773 per Dolar AS

Anggie Ariesta , Jurnalis-Senin, 29 Desember 2025 |10:36 WIB
Rupiah Dibuka Anjlok ke Level Rp16.773 per Dolar AS
Rupiah Hari Ini (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Nilai tukar rupiah mengawali perdagangan awal pekan pada Senin (29/12/2025) dengan tren negatif. Mata uang Garuda terpantau kehilangan kekuatannya di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan rilis data ekonomi Negeri Paman Sam yang menunjukkan hasil di atas ekspektasi pasar.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp16.773 per USD. Posisi ini mencerminkan pelemahan sebesar 28 poin atau setara 0,17 persen jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp16.741 per USD.

Pelemahan rupiah pada pagi ini sejalan dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia yang juga tergelincir terhadap dolar AS. Berikut adalah rangkuman pergerakan mata uang regional.

Baht Thailand memimpin pelemahan di Asia setelah anjlok hingga 0,46 persen, diikuti oleh peso Filipina yang tertekan 0,08 persen.

Ringgit Malaysia dan yuan China sama-sama mengalami penurunan sebesar 0,05 persen, sementara dolar Hong Kong terkoreksi 0,04 persen dan dolar Singapura melemah tipis 0,008 persen.

Di tengah tren pelemahan, won Korea Selatan justru mencatatkan penguatan terbesar di Asia dengan kenaikan 0,58 persen, disusul oleh yen Jepang yang menguat 0,16 persen serta dolar Taiwan yang naik tipis 0,04 persen.

 

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menilai pergerakan rupiah hari ini akan cenderung fluktuatif dengan potensi ditutup melemah pada kisaran Rp16.760 hingga Rp16.790 per USD.

Sentimen utama yang menekan nilai tukar domestik adalah rilis data dari Biro Analisis Ekonomi AS yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mencapai 4,3 persen secara tahunan (year-on-year) pada kuartal III-2025. Angka ini jauh melampaui ekspektasi pasar sebelumnya yang hanya sebesar 3,3 persen.

Kondisi ekonomi AS yang kuat tersebut memicu perpindahan arus modal kembali ke aset-aset berdenominasi dolar AS (the greenback). Meskipun demikian, Ibrahim mencatat bahwa kondisi ekonomi domestik yang relatif stabil masih mampu menjadi peredam agar volatilitas rupiah tidak merosot lebih dalam.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement