Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Laba Kumulatif Bisnis Keluarga Asia Mencapai 261%

Rifa Nadia Nurfuadah , Jurnalis-Senin, 31 Oktober 2011 |17:31 WIB
Laba Kumulatif Bisnis Keluarga Asia Mencapai 261%
Image: corbis.com
A
A
A

JAKARTA - Dalam kurun 2000-2010, bisnis keluarga di Asia mencatatkan total laba kumulatif hingga 261 persen. Angka ini melampaui standar patokan di tujuh dari 10 bursa modal.

Head of Global Financial Markets Research for Private Banking and Asset Management dari Credit Suisse Emerging Markets Research Institute Hechler-Fayd'herbe menyatakan, dua keadaan pasar buruk di tengah-tengah krisis 'internet bubble' pada 2002-2003 dan krisis keuangan 2008-2009, ternyata tidak memengaruhi pertumbuhan laba kumulatif bisnis-bisnis keluarga di Asia.

"Sepanjang 2000-2010, tingkat pertumbuhan tahunan gabungan bisnis-bisnis keluarga di Asia adalah 13,7 persen. Bisnis-bisnis keluarga mengalahkan tolok ukur lokal mereka pada tujuh dari 10 pasar Asia," ujar Hechler-Fayd'herbe seperti dikutip dari keterangan tertulis Credit Suisse kepada okezone, Senin (31/10/2011).

Menurutnya, bisnis keluarga di China, Malaysia, Singapura, dan Korea Selatan relatif memiliki pencapaian tertinggi atas tolak ukur lokal mereka pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan dalam total laba sepanjang periode yang sama.

Hechler-Fayd'herbe mengimbuhkan, pencapaian tersebut terutama disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan dan keuntungan keempat negara itu yang berada di atas rata-rata pasar.

"Misalnya seperti yang diukur oleh pertumbuhan saham, salah satu dari beberapa indikator pengukur kapabilitas bisnis keluarga untuk menciptakan nilai pemegang saham dan penggerak utama penaksiran nilai perusahaan," imbuhnya.

Sepanjang dekade terakhir, bisnis keluarga Asia juga memberikan rata-rata dividen 22 poin lebih tinggi dari rata-rata pasar pada periode yang sama, kecuali pada 2002 ketika terjadi krisis ‘internet bubble’.

Paparan tersebut tercantum dalam laporan Credit Suisse yang disusun berdasarkan riset atas 3.568 bisnis keluarga yang terdaftar di bursa di 10 negara Asia. Laporan itu menampilkan hasil analisis tren perkembangan utama, kontribusi ekonomi, dan kinerja pasar modal mereka. (rfa)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement