Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BPS Catat Nilai Ekspor Menurun USD16,80 Miliar

Gina Nur Maftuhah , Jurnalis-Kamis, 01 Desember 2011 |13:27 WIB
BPS Catat Nilai Ekspor Menurun USD16,80 Miliar
Ilustrasi. Foto: Corbis
A
A
A

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan nilai ekspor di bulan Oktober dibandingkan dengan September lalu sebesar 4,21 persen di angka USD16,80 miliar.

"Ekspor Indonesia mengalami penurunan disebabkan menurunnya ekspor migas sebesar 26,30 persen menjadi USD2897 juta. Sementara ekspor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 2,17 persen menjadi USD13.907,2 juta," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS dalam konferensi persnya di kantor BPS, Jakarta, Kamis (1/12/2011).
  
Djamal melanjutkan, ekspor nonmigas selama Oktober 2011 mencapai USD13,91 miliar atau naik 2,17 persen dibandingkan September lalu.

"Peningkatan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada mesin-mesin, pesawat mekanik sebesar USD318,6 juta sedangkan penurunan terjadi pada lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar  USD270,3 juta," lanjutnya.

Secara kumulatif dari Januari-Oktober lalu sendiri, menurut data BPS, total ekspor Indonesia mencapai USD169,03 miliar atau meningkat 34,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Angka ekspor nonmigas terbesar ke China mencapai USD2,24 miliar disusul Jepang USD1,55 miliar dan AS senilai USD1,39 miliar dan Uni Eropa USD1,48 miliar," tambah dia lagi.

Menurut sektor, ekspor hasil industri periode Januari-Oktober 2011 naik 30,29 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya. Hal ini juga terjadi di hasil ekspor pertaniaan yang naik 2,57 persen serta ekspor hasil tambang naik 36,07 persen.

Sebagai informasi, BPS mencatat inflasi di bulan November sebesar 0,34 persen dengan Indeks Harga Konsumen di 129,18. Laju inflasi tahun kalender (Januari-November) sebesar 3,20 persen dan inflasi year on year sebesar 4,15 persen. Komponen inti inflasi November sendiri mengalami inflasi 0,31 persen, dengan komponen inti tahun kalender mencapai 4,05 persen dan year on year sebesar 4,44 persen.

Inflasi didoronh oleh kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,59 persen, kelompok makanan jadi, rokok, minuman dan tembakau 0,2 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,22 persen, kelompok sandang 1,36 persen.

Inflasi tertinggi disumbangkan dari Kota Mataram 1,25 persen, Palembang 0,02 persen, sedang deflasi terjadi di Pangkal Pinang dan Samarinda.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement