Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

"Defisit Perdagangan RI dengan China Sangat Parah"

Gina Nur Maftuhah , Jurnalis-Senin, 09 April 2012 |15:38 WIB
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
A
A
A

JAKARTA - Mantan Menteri Perdagangan Rahardi Ramelan menyebut, defisit perdagangan RI dengan China sudah sangat parah.

"Itu sudah sangat repot, kita harus mengatur kembali perdagangan kita jadi China Asean Free Trade Area (CAFTA) harus ditinjau kembali," ujar Rahardi yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan di tahun 1998 sampai 1999 ini ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Senin (9/4/2012).

Meskipun begitu, Rahardi mengaku belum mengetahui penyebab defisit perdagangan antara Indonesia dan China begitu besar.

"Sekarang perdagangan dalam negeri ada masalah. Perdagangan dalam negeri kan sebagian sudah di daerah karena otonomi, jadi penguasaan pusat sudah tidak terlalu jauh. Kantor kanwil perdagangan saja sudah tidak ada, jadi sangat tergantung otoritas di daerah apakah bupati atau wali kota," tambah dia.

Di tempat yang sama, Mantan Menteri Perdagangan yang juga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut defisit perdagangan karena banyak hasil ekspor yang diselundupkan sehingga tidak tercatat.

"Sebenernya ya tidak semua, tapi yang paling penting kita harus lebih efisien dan kita harus memperketat aturan-aturan kita sendiri, katakanlah ekspor kita kecil kan banyak sekali yang tidak tercatat. Ada USD10 miliar per tahun, yang tidak tercatat, jadi kita harus memperbaiki sistemnya," tambah JK.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement