BANDA ACEH - Inflasi di Aceh berada di angka 0,16 persen selama Juli akibat kenaikan harga berbagai jenis barang dan jasa khususnya empat kelompok komoditas.
Keempat kelompok itu adalah pendidikan, rekreasi dan olahraga, kelompok makanan jadi, minuman rokok, tembakau, kelompok sandang, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keungan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang naik antara 0,6 hingga 2,7 persen.
"Aceh mengalami inflasi sebesar 0,16 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 131,50 pada Juni 2012 menjadi 131,71," kata Plh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Azhar M Yatim, dalam konferensi pers di Banda Aceh, Rabu (1/8/2012).
Naiknya harga pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mencapai 2,7 persen pada bulan lalu, tidak terlepas dari masuknya tahun ajaran baru 2012/2013. Selain biaya kebutuhan sekolah, biaya masuk Taman Kanak-Kanak juga cukup tinggi.
Sementara kelompok bahan makanan justru menyumbang deflasi selama Juli lalu, padahal banyak warga mengeluh kenaikan harga barang menjelang bulan Ramadhan.
"Deflasi terjadi karena di kelompok bahan makanan, kenaikan juga diimbangi penurunan harga. Beberapa barang memang naik menjelang puasa tetapi kenaikan ini diimbangi dengan penurunan sehingga ketika dikalkulasikan justru deflasi," tambahnya.
Komoditas yang naik tinggi pada bulan lalu adalah tongkol dan daging ayam ras. Hal Ini diakibatkan pengaruh cuaca buruk yang melanda pesisir Aceh diawal Ramadan yang menyebabkan nelayan enggan melaut sehingga harga ikan dan ayam naik seiring tingginya permintaan.
Menurut Azhar laju inflasi Aceh sepanjang 2012 sebesar 1,38 persen sedangkan secara year on year (Juli 2011-Juli 2012) mencapai 3,88 persen. Pada Juli 2012, dua kota dipantau IHK di Aceh mengalami inflasi yang masing-masing di Banda Aceh sebesar 0,18 persen dan Lhokseumawe 0,16 persen. (gna)
(Rani Hardjanti)