Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rating Utang Turun 4 Knot, Investor Diminta Waspadai Saham BUMI

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Kamis, 23 Agustus 2012 |11:38 WIB
Rating Utang Turun 4 Knot, Investor Diminta Waspadai Saham BUMI
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
A
A
A

JAKARTA - Lembaga pemeringakt internasional Moody's Investor Services memangkas rating utang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) empat knot, dari "Ba3" menjadi "B1" karena penurunan pendapatan dan tingginya pengeluaran. Penurunan rating sebelumnya juga dilakukan oleh S&P dari BB menjadi BB-.

"Sudah dua rating agency kelas dunia yang men-downgrade BUMI, jadi semakin menguatkan advice kepada seluruh nasabah untuk strongly sell on BUMI dan jangan coba-coba mendekati saham ini alias avoid," ungkap OSK dalam riset hariannya di Jakarta, Kamis (23/8/2012).

Wakil Presiden dan Analis Senior Moody's, Simon Wong, mengungkapkan penurunan peringkat ini mencerminkan kemerosotan kredit Bumi dan likuiditas, sebagai akibat dari merosotnya margin Bumi akibat melemahnya operasi, rencana capex yang besar, serta utang dan beban bunga.

"Rencana perusahaan untuk membayar utang China Investment Corporation (CIC) sebesar USD600 juta pada akhir 2012, tidak cukup untuk mengangkat profil keuangan Bumi sesuai dengan penilaian sebelumnya," kata Wong.

Sebelumnya, lembaga pemberi rating internasional Standard & Poor (S&P) menurunkan rating utang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi BB- dengan outlook negatif dari sebelumnya BB. Selain itu obligasi jangka panjang peringkat skala regional ASEAN untuk Bumi juga turun menjadi 'axBB' dari 'axBB +'.

Alasan penurunan tersebut, lantaran dana rasio utang operasi perusahaan (FFO) kurang dari 12 persen selama 12 bulan ke depan, karena arus kas yang lemah dan masih tinggi utang. Selain itu, utang BUMI mencapai sekira USD4,5 miliar dengan biaya rata-rata utang lebih dari 12 persen selama 12 bulan ke depan.

Selama dua tahun terakhir, BUMI telah mempertimbangkan untuk menjual saham dan aset di non-batubara untuk mengurangi utang. Namun, kemampuan perusahaan dan kemauan untuk melaksanakan penjualan aset untuk membayar utang, belum terealisasikan.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement