JAKARTA - Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2012, menurun menjadi 6,17 persen dari 6,4 persen pada kuartal II-2012. Angka ini, meleset dari proyeksi pertumbuhan pemerintah sebesar 6,5 persen.
"Ekonomi global parahnya kan cuma ada tiga yang positif, semua sudah negatif. Dengan PDB 6,2 persen, itu sudah sangat beruntung. Tetapi untuk mengejar 6,5 persen susah ya," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Surhariyanto, di kantornya, Jakarta, Senin (5/11/2012).
Menurut Suhariyanto, Indonesia masih dapat bertumbuh 6,3 persen, bila kinerja ekspor baik atau penggalakan konsumsi domestik bagus. Peningkatan ini, dapat terjadi jika industri tetap berjalan, dan produksi dalam negeri dapat meningkat. "Bisa saja ke 6,3 persen. Berbagai kemungkinan bisa terjadi," tambahnya.
Dia melanjutkan, melambatnya PDB kuartal III ini, lantaran ekspor yang melemah. Menurutnya, ekspor yang menurun adalah tujuan China, Jepang, dan Amerika Serikat (AS).
"Dengan adanya (pelambatan) ekonomi global di Eropa, dampaknya kan sudah di emerging market. China yang biasanya tumbuh 10 persen, sekarang 7,4 persen. Kita melambat," kata dia.
Di sisi lain, dia menjelaskan, penurunan ekspor juga diimbangi dengan impor yang menurun. Suhariyanto menambahkan, hal ini dipengaruhi oleh melambatnya ekspor ke China.
"Ekspor ke Jepang, total ekspor nonmigas kuartal II-2012 sebesar 14,26 persen, sekarang turun jadi 13,4 persen, sebaliknya di Jepang yang awalnya 10,94 persen menjadi 17,93 persen, posisinya jadi menggeser," katanya.
Suhariyanto menambahkan, untuk mendorong pertumbuhan tersebut, harus pintar-pintar mencari negara-negara tujuan ekspor utama. Menurutnya, jika Indonesia kena dampak, namun tidak pintar-pintar cari pasar alternatif maka akan sulit berkembang.
"Jadi caranya Kita harus menggalakkan konsumsi dalam negerinya terus cari ekspor ke negara-negara lain. Misalnya Amerika Latin, soalnya sudah menunjukkan gejala-gejala baik," tukas Suhariyanto.
(Martin Bagya Kertiyasa)