Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Subsidi Masa Kini, Infrastruktur Masa Depan

Fakhri Rezy , Jurnalis-Jum'at, 05 Juli 2013 |16:25 WIB
Subsidi Masa Kini, Infrastruktur Masa Depan
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah mematok angka inflasi mencapai 7,2 persen lantaran adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Padahal, penghematan untuk subsidi hanya berdampak masa sekarang saja.

"Menurut saya itu angka teratas. Dan harus diingat, kita lihat inflasi tahunan itu ada bagusnya kita lihat inflasi rata-rata, dan awal tahun ini berapa rata-ratanya," ujar ekonom ADB Edimon Ginting saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (5/7/2013).

Edimon mengatakan, bila setengah tahun pertama rendah inflasinya dapat dimungkinkan sekira 6,5 persen secara tahunan, maka masih memungkinkan untuk terjadi stabilitas.

"Yang paling penting dari penghematan subsidi menurut saya ke depan adalah kemampuan pemerintah untuk mengalihkan penghematan subsidi untuk infrastruktur dan lain-lain, itu akan memperkuat pertumbuhan karena infrastruktur itu tidak hanya untuk pertumbuhan ekonomi sekarang, tapi juga pertumbuhan beberapa ke depan," katanya.

Dia menjelaskan, jika BBM terus disubsidi, maka dampaknya hanya untuk masa sekarang yakni membantu pertumbuhan. Namun di sisi lain, subsidi tersebut habis juga untuk saat ini.

"kita lihat itu neraca makin defisit, kalau dimasukkan untuk infrastruktur, itu akan memperkuat pertumbuhan kita ke depan, ini yang sangat penting menurut saya," ujar Edimon.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement