SOLO – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo Ismet Inono mengungkapkan bahwa hingga bulan Juni 2013, kota Solo telah mencatat inflasi sebesar 5,41 persen year on year (yoy).
Berbeda tahun 2011 dan 2012 yang mencatat inflasi rendah, bahkan secara nasional Solo termasuk kota dengan inflasi terendah.
“Penyumbang inflasi tahun 2013 ini di antaranya berasal dari komoditas bawang merah, bawang putih, cabai rawit merah dan cabai merah,” jelas Ismet Inono, di Kantor BI Solo, Jawa Tengah, Jumat (19/7/2013).
Untuk mengatasi gejolak tekanan inflasi, menurut Ismet, koordinasi antar dinas pemerintah di wilayah kota Solo memang menjadi kunci utama pengendalian inflasi.
Apalagi Solo telah memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang salah satu anggotanya adalah Bank Indonesia. Di antaranya dengan melakukan inspeksi pasar, memasang billboard elektronik informasi harga yang salah satu tujuannya sebagai acuan bagi masyarakat dalam bertransaksi.
Lebih lanjut, Ismet memperkirakan tekanan inflasi akan lebih dirasakan pada saat bulan Ramadhan dan Lebaran 2013, karena permintaan masyarakat yang meningkat.
Untuk itu seiring dengan bulan Ramadan, TPID Surakarta menggandeng Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Asosiasi Bank Syariah Indonesia, ulama dan ahli gizi untuk ikut berperan dalam mengendalikan inflasi.
“Peran MES, Asbisindo, ulama dan ahli gizi memiliki peran strategis untuk dapat meyakinkan masyarakat untuk lebih bijak lagi dalam melakukan konsumsi selama bulan Ramadan dan Lebaran,” jelasnya.
(Widi Agustian)