Listrik dari Energi Terbarukan Siap Aliri Desa Terpencil
JAKARTA - Direktorat Jenderal Energi Baru terbarukan dan Konservasi Energi atau EBTKE (Ditjen) Kementrian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) memastikan akan berkoordinasi dengan PT PLN (Persero) dan Dirjen Kelistrikan dalam meningkatkan rasio elektrifikasi.
Dirjen EBTKE Kementrian ESDM Rida Mulyana mengatakan untuk meningkatkan hal tersebut akan menyiapkan anggaran sekitar Rp800 miliar dari APBN tahun 2013.
"Ini untuk membangun jaringan transmisi instalasi dan distribusi di wilayah perbatasan pelosok dan terpencil lainnya di Indonesia dengan ketentuan satu wilayah saja dapat mengaliri listrik sebesar 15 ribu Kwh untuk 80 hingga 100 rumah tangga," ungkap Rida di JCC, Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Rida menambahkan, selain itu anggaran digunakan untuk melakukan investasi mesin pembangkit kecil lainnya yang tidak terjamah oleh para investor.
"Instalasi pembangunan versi EBTKE adalah di luar dari program dan proyek dari PLN dan Ditjen Kelistrikan karena penyambungannya untuk wilayah perbatasan dan pelosok dengan memaksimalkan sumber energi dari energi baru terbarukan seperti mikrohidro biomassa hingga energi angin dan matahari," jelasnya.
Rida mengungkapkan, sementara kombinasi wilayah yang tidak terjamah dan tidak tercover oleh PLN akan disambungkan dengan jaringan dari proyek EBTKE tersebut.
"ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi," ucap Rida.
Menurut Rida, program peningkatan Energi baru terbarukan ini masuk dalam rasio elektrifikasi dan program 10 ribu megawatt tahap kedua dengan peningkatan jumlah pembangkit listrik hemat energi nonfosil.
"Dikatakan program ini juga mampu menghemat antara Rp200 juta hingga miliaran per hari dari biaya operasional atau cost variabel PLN," tandasnya.
(Widi Agustian)
