Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

"Kita Dibodohi Pedagang Minyak"

Dina Mirayanti Hutauruk , Jurnalis-Kamis, 29 Agustus 2013 |17:59 WIB
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pembangunan Kilang Minyak (Refinery) di Indonesia sudah direncanakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun hingga kini belum terealisasi.

Ketua Persatuan Insiniyur Profesional Indonesia (PIPI) Iswari menilai, lambannya perkembangan rencana pembangunan refinery, terjadi karena isu yang dinaikkan para pedagang minyak yang mengatakan bahwa itu tidak penting.

"Kenapa refinery tidak dibangun? semua pedagang minyak berperan di sini yang membuat isu bahwa refinery tidak penting. Kita telah dibodoh-bodohi," ungkap Iswari di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Dia menjelaskan Singapura yang tidak memiliki sumber migas bisa membangun 1.400.000 barel oil refinery di enam tempat. Sementara, Indonesia yang mempunyai sumber minyak yang besar tidak berani membangun refinery.

Dia menduga ada permainan pejabat, sehingga pembangunan refinery tidak terealisasi hingga kini. "Kita begitu bodoh punya minyak tapi enggak berani membangun. Saya kira mungkin ada pejabat yang dibayar untuk enggak bangun ini," kata dia.

Padahal, menurut dia,refinery bisa dibangun  karena Indonesia juga pernah punya mini refinery di Irian Jaya 50 ribu barel per hari.

Dia menilai, kendala terbesar yang dihadapi Indonesia dalam pembangunan refinery adalah kebijakan dari pembuat keputusan. (kie)

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement