Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sistem Devisa RI Dinilai Terlalu Bebas

Silvia Ramadhani , Jurnalis-Kamis, 24 Oktober 2013 |18:10 WIB
Sistem Devisa RI Dinilai Terlalu Bebas
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Sistem devisa di Indonesia telah banyak di kritik. Pasalnya, sistem devisa negara yang kaya sumber daya alam ini dinilai paling bebas, terutama dalam mengeluarkan transaksi uang.

"Padahal sistem devisa bebas ini telah banyak dikritik karena sekarang ini pasar finansial global sudah terintegrasi secara absolut. Misalkan, pasar di Indonesia terus Singapura buka, sebelumnya Tokyo, dan lain-lain. Jadi uang itu berputar 24 jam sehari. Dan itu tidak bisa kita halang-halangi, kecuali kita punya sistem devisa yang agak tertutup dan terkontrol," ujar ekonom dari EC-Think, Iman Sudema, pada Diskusi Ikatan Akuntan Indonesia di Lau's Kopitiam, Sarinah, Kamis (24/10/2013).
 
Iman menambahkan, sistem devisa bebas yang dianut Indonesia saat ini bawaan masa lalu yang merugikan. Sayangnya, sistem tersebut terus dianut dan diadopsi.
 
"Dan memang benar, ini adalah produk dari cara kita memandang sebuah sistem. Dan itu warisan sejak tahun 1974 di mana terjadi sistem devisa bebas. Seharusnya, negara itu punya pertahanan untuk mengatasi lalu lintas bebas. Dulu, sistem devisa bebas ini memang dirancang untuk bisa mengeluarkan uang dari Indonesia oleh para penguasa lama," katanya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Iman menyampaikan bahwa langkah paling mudah dapat dilakukan dengan cara administratif menyeluruh. Ia mengisahkan tentang seorang kawan dari Korea yang cukup pelik mengurus dana administrasi sekolah yang dikirim orang tuanya.
 
"Teman saya, orang tuanya itu mau kirim uang untuk pendidikan anaknya di luar Korea, ini saja prosedurnya sangat susah. Karenanya, hal yang paling ringan untuk Indonesia itu bisa dibuat administratif. Jadi, tidak hanya untuk bidang perdagangan. Yang lain juga," tambahnya mencontohkan.
 
Selain sistem administrasi, kebijakan pajak pun harus diperhatikan dan di tata ulang.  Hal lain yang juga dapat dilakukan adalah mendesak perusahaan-perusahaan agar tidak membeli dolar di dalam negeri untuk dikeluarkan.
 
"Ini sangat penting untuk manajemen krisis agar BI tidak terus-terusan menyuplai dolar. Jadi banyak sekali yang bisa dilakukan pemerintah," katanya. (rez)

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement