JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, koreksi kebijakan fiskal yang dilakukan pada APBNP tahun 2016 akan menjadi basis perhitungan RAPBN tahun 2017 yang lebih rasional dan kredibel.
Sri Mulyani mengatakan, RAPBN 2017 akan tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi ekonomi global dan domestik yang terjadi hingga saat ini, serta prospeknya ke depan dan dengan tetap memperbaiki upaya perbaikan penerimaan perpajakan.
Untuk memperoleh basis perhitungan yang lebih realistis pada RAPBN 2017, pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah konsolidasi fiskal yang sudah dibangun.
Pertama , melanjutkan kebijakan pemberian stimulus fiskal secara terukur yang lebih berkualitas dengan antara lain menyediakan insentif fiskal untuk kegiatan ekonomi strategis, beras pada kompetisi dan perbaikan produktivitas, dan memfokuskan pembangunan infrastruktur untuk mendukung upaya peningkatan kapasitas produksi dan daya saing nasional.
"Strategi utama kedua adalah meningkatkan daya tahan fiskal melalui penyediaan bantalan fiskal, meningkatkan fleksibilitas fiskal, dan mengendalikan kerentanan fiskal,"terang Sri di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Langkah selanjutnya, adalah menjaga keberlanjutan fiskal melalui langkah-langkah pengendalian defisit APBN, pengendalian rasio utang terhadap PDB, serta pengendalian defisit keseimbangan primer.
"Dengan strategi dan langkah-langkah konsolidasi fiskal ini RAPBN tahun anggaran 2017 dapat dirancang lebih realistis sesuai dengan batas-batas kemampuan keuangan negara dan tetap bersifat ekspansif serta semakin terkendali, dengan tingkat defisit sebesar 2,41 persen terhadap PDB," ujarnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)