JAKARTA - Pasar industri farmasi nasional tahun ini diperkirakan akan mencapai sekitar USD4,7-USD4,9 miliar. Jumlah itu mengalami kenaikan dibandingkan 2011 yang juga diperkirakan sebesar USD4,57 miliar.
Wakil Sekretaris Jenderal GP Farmasi Indonesia Kendrariadi Suhanda mengatakan, pasar farmasi di Indonesia selalu bertumbuh karena merupakan pasar yang besar.
“Pangsa pasar di dunia memang berkembang tapi tidak seperti di Indonesia. Rata-rata bertumbuh 13,4 persen. Tahun 2014 kami perkirakan pasar akan mencapai USD6,1 miliar. Tiga negara di Asia Tenggara yakni Indonesia, Thailand, dan Filipina pasarnya sudah 80 persen terhadap seluruh dunia,” kata Kendra dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (11/4/2012).
Hal senada diungkapkan oleh Managing Director ASEAN Business UBM Asia M Gandhi. “Secara rata-rata, pertumbuhan pasar farmasi di dunia sebesar tiga persen. Indonesia adalah pasar terbesar di South Asia,” kata Gandhi.
Sementara, Kendra menambahkan, pangsa pasar bahan baku obat secara nasional adalah sebesar 25 persen dari total pasar industri farmasi. “Pangsa pasar bahan baku obat sekitar Rp11 triliun,” ucapnya.
Di sisi lain, Kendra menjelaskan, saat ini Indonesia masih sulit untuk membangun industri bahan baku obat. Hal itu, kata dia, disebabkan oleh sejumlah faktor yang diantaranya adalah harga produk buatan lokal tidak mampu bersaing dengan produk impor yang jauh lebih murah.
“Kita bukan tidak berfikir bangun industri bahan baku obat di Indonesia. Bahan baku kita tidak efisien dan jadi mahal. Kita terhambat masalah harga,” jelasnya.
Padahal, kata dia, Indonesia sudah mampu untuk memproduksi bahan baku obat. Untuk itu, menurutnya, dibutuhkan dukungan serta bantuan dari pemerintah.
“Kecenderungan seperti ini, lalu kita lakukan riset produk apa yang banyak digunakan di Indonesia. Pangsa pasar tidak ekonomis. Harus ada bantuan dari pemerintah. Resepnya, kita undang produsen pembuat bahan baku untuk investasi di Indonesia, sehingga kita bisa mendapatkan bahan baku dan market nya,” ungkapnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)