JAKARTA - Guna mengurangi kemacetan yang terjadi di Jakarta, maka diperlukan transportasi massal. Salah satu angkutan massal tersebut adalah monorel. Namun, Pâ€
Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Tri Widjajanto mengatakan, alasannya memiliki alternatif kereta berbentuk LRT karena kereta jenis tersebut lebih ringan dan bentuk keretanya lebih pipih.
"Kereta ini sensitif dan tentunya aman serta lebih optimal dalam beroperasi," ujar Tri, usai penandatanganan MoU antara PT Bank BNI Tbk dengan PT Hutama Karya, di Gedung BNI, Jakarta, Senin (8/10/2012).
Selain itu, Tri menambahkan, pihaknya juga mengkaji tarif kereta layang yang akan diberlakukan kepada penumpang dengan memperhitungkan jumlah tol yang dilalui oleh kendaraan. Selain itu, perhitungan jumlah kemacetan dan jumlah orang yang meninggalkan mobil juga harus dimasukkan.
Dia memperkirakan, untuk jumlah tarif yang akan dipungut kepada masyarakat nantinya di bawah Rp20 ribu. "Konsepnya kan memindahkan dari orang yang memiliki mobil ke kereta agar tidak macet," tutur Tri.
Tri menuturkan, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan setuju dengan proyek kereta layang buatan PT Hutama Karya (Persero). Namun, pendanaan jangan berasal dari APBN karena dinilai sangat besar dan APBN tidak mampu untuk mendanai proyek tersebut. "Jadi mesti dikaji dan bisa jadi proyek ini berasal dari sindikasi," tukasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)