JAKARTA - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengakui bahwa, kebutuhan akan dana dalam membiayai pembangunan infrastruktur memang sangat besar. Untuk itulah dibutuhkan pinjaman dari berbagai lembaga asing, termasuk Islamic Development Bank (IDB).
Terlebih lagi kata Bambang, Indonesia sudah mempunyai rencana pembangunan infrastruktur yang cukup banyak, sehingga membutuhkan dana yang besar.
"Pada intinya kebutuhan infrastruktur Indonesia besar. Kalau ingin dalam skala besar apalagi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, saya yakin kebutuhan dari infrastruktur sangat besar. Boleh saya bilang itu enggak ada batasnya," tegas Bambang di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (4/2/2015).
Bambang mencontohkan, saat ini memang pemerintah sudah mempunyai hitung-hitungan untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur yang akan dibangun. Dalam catatannya, Indonesia membutuhkan Rp5.000 triliun dalam lima tahun kedepan untuk infrastruktur.
"Sebagian pasti dari budget khususnya untuk infrastruktur dasar, sebagian mungkin dari BUMN kita. Nah kemudian ada lagi dari private sector, tentunya kalau sudah menyangkut private sector itu support dari berbagai lembaga multilateral itu sangat penting," paparnya.
Diakui Bambang, IDB adalah salah satu lembaga yang bisa mensupport dalam hal pemberian pinjaman untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia. IDB pun berkomitmen memberikan pinjaman sebesar USD3 hingga USD5 miliar dalam lima tahun ke depan.
"Tentunya tetap kita mencari dari yang lain, karena saya yakin berapa pun dana yang disiapkan, demand-nya pasti ada," tukasnya.
(Rizkie Fauzian)