PALEMBANG - Pelayanan jaminan kesehatan negara melalui sistem Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan masih banyak dikeluhkan masyarakat sampai detik ini.
Antara lain, mulai dari antrean lama di rumah sakit saat mendaftar berobat menggunakan kartu BPJS Kesehatan, stok obat yang diresepkan dokter habis di apotek rumah sakit, hingga sulitnya mendapat kamar rawat inap. “Kami sudah tahu bahwa 1 April nanti tarif BPJS Kesehatan naik dan tidak ada masalah. Tapi jujur saja, layanan BPJS di rumah sakit masih sangat mengecewakan dan keluhan ini saya kira bukan saya saja, mungkin hampir semua peserta BPJS Kesehatan,” kata Ryan, 38, warga Kecamatan Plaju kepada KORAN SINDO PALEMBANG, kemarin.
Dia menceritakan pengalaman pribadinya selama menggunakan kartu program kesehatan itu, antrean sangat lama mendapatkan layanan menggunakan BPJS Kesehatan di rumah sakit, dan sempat membuat dirinya emosi kepada petugas rumah sakit. “Gimana endak emosi pak. Awalnya saya tak tahu kalau di rumah sakit itu jika mau mendapat layanan BPJS Kesehatan, harus mengambil nomor antre dulu. Tapi sudah dapat nomor malah tetap saja lama menunggu, karena ternyata orang sudah banyakantredari pagi,” ujarnya. Padahal saat itu kondisi fisiknya sudah mulai lemah, akibat sakit kepada dan deman tinggi.
“Sambil menahan sakit saya harus menunggu panggilan waktu itu. Yang bikin saya kecewa lagi, karena sudah banyak yang antre, saya harus menunggu sampai dua jam lebih, baru saya dapat giliran layanan pendaftaran berobat,” ucapnya. Sedangkan yang menggunakan layanan asuransi atau pribadi, kata dia, sangat cepat mendapatkan layanan. “Saya berharap, hal kecil ini juga menjadi perhatian pelayanan pihak BPJS dan rumah sakit.”
“Kalau bisa perbanyaklah loket pelayanan pendaftarannya, jangan hanya dua atau tiga meja, biar antrenya tidak lama,” katanya. Sementara menurut pengalaman Eni, 30, warga Kecamatan Sukarami yang pernah usai mengalami kejadian yang patut dipertanyakan, karena saat berobat di salah satu rumah sakit swasta di Palembang ia mengetahui bahwa stok obat buat anaknya habis. “Apoteker itu bilang, maaf mbak stok obat vitamininihabis. Nanti kami buat resep saja, silakan beli sendiri di apotek luar. Enak kalau orang punya uang, kalau tidak punya uang sama sekali, pasti tak mampu beli vitamin itu,” katanya.