JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) saat tengah menjajaki kerjasama dengan Bursa Efek Malaysia untuk membentuk kerjasama cross border offering. Hal itu sebagai salah satu upaya juga untuk meningkatkan kapitalisasi pasar modal Indonesia.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, pihaknya dengan Bursa Efek Malaysia masih melakukan kajian-kajian teknis terkait mekanisme cross border offering. Namun setidaknya dirinya mengincar untuk bertukar 10 emiten agar bisa dibeli oleh investor dari masing-masing negara.
"Kita akan mencari 10 saham di sini, 10 saham di sana. Mari kita berbicara kemungkinan diperdagangkan di negara masing-masing, melebarkan distribusi. Teknisnya lagi dicari," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (21/9/2016).
Kendati begitu, Tito mengatakan, salah satu alasan BEI ingin melakukan kerjasama tersebut lantaran Malaysia memiliki produk sukuk terbesar. Tentunya hal itu sangat menarik bagi Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam.
"Prinsipnya adalah crossing itu dimungkinkan. Kita lagi bicara detailnya, mekanismenya. Prinsipnya gini, Malaysia sukuknya terbesar ya, 49 persen. Tapi penduduk Islam terbesar di dunia itu Indonesia. Kalau kita kerjasama kan akan bagus," pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)