MEA Tak Mampu Katrol Investasi

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 03 Januari 2017 10:38 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

UNGARAN - Program Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dicanangkan pemerintah pusat pada tahun 2016 ini ternyata tidak membuat laju investasi daerah bergerak positif. Di Kabupaten Semarang, investasi yang mengalir ke wilayah setempat malah cenderung menurun dibanding modal yang tertanam pada 2015.

“MEA tak memengaruhi investasi yang mengalir ke daerah kita. Sebab geliat investasi, khususnya usaha yang berasal dari penanaman modal asing (PMA) lebih memerhatikan kondisi ekonomi global,” tutur Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP) Kabupaten Semarang Valeanto Sukendro kemarin.

Sukendro menuturkan pada 2015, nilai investasi yang tertanam di Kabupaten Semarang mencapai Rp404,612 miliar. Terdiri atas Rp185,938 miliar PMA dan Rp218,673 miliar penanaman modal dalam negeri (PMDN). Investasi yang tertanam tersebut berasal dari lima perusahaan PMA dan 628 perusahaan PMDN. Sementara di 2016, hingga pertengahan Desember hanya ada empat perusahaan PMA dan 546 perusahaan PMDN dengan total nilai investasi di kisaran Rp280 miliar.

“Dimungkinkan pada Desember itu masih bertambah namun pertambahannya tidak terlampau banyak. Jadi kalau dilihat statistiknya memang cenderung menurun dibanding kondisi 2015,” papar dia. Penurunan investasi ini terjadi lantaran pemilik modal sepanjang 2016 lebih bersikap wait and see atas kondisi ekonomi dunia.

Sikap investor tersebut dipicu labilnya kebijakan ekonomi pemerintahan Amerika maupun negara-negara Eropa. Terlebih di masa akhir tahun ada pergantian kepemimpinan di negeri Paman Sam. “Ketika kebijakan itu dipandang tidak mendukung bisnisnya mereka cenderung menahan dan menyimpan modalnya dulu. Ini yang membuat laju investasi ke daerah jadi lesu,” katanya.

Kabid Penanaman Modal BPMPPTSP Mashadi menambahkan investasi dari perusahaan PMDN yang tertanam sepanjang setahun terakhir didominasi usaha kelas menengah, modal di kisaran Rp200 juta hingga Rp500 juta. Usaha tersebut dimantaranya bergerak di sektor furnitur, angkutan darat, perlengkapan pakaian, minuman dan pakaian jadi.

Sedangkan empat perusahaan PMA diketahui beroperasi di bidang pakaian jadi, perdagangan bebas dan bisnis kemasan. “Tenaga kerja yang terserap mencapai 5.117 orang, 1.770 di perusahaan PMA dan 3.347 di perusahaan PMDN,” ucapnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya