"Kita harap, jika kita mampu menghasilkan listrik dengan harga murah, maka akan membuat listrik menjadi lebih mudah diakses bagi masyarakat di kawasan perdesaan, daerah tertinggal, dan kawasan transmigrasi,” ujarnya.
Sementara itu, CEO GE Indonesia Handry Satriago menambahkan, Pertumbuhan permintaan listrik di Indonesia telah melampaui pertumbuhan pasokan listrik yang tersedia karena pertumbuhan ekonomi yang cepat, meningkatnya jumlah kelas menengah, dan tingginya pertumbuhan urbanisasi.
Indonesia tidak mengalami kekurangan listrik dalam hal volume, namun output listrik tertinggal karena infrastruktur dan ketidakrataan persebaran permintaan. Oleh karena itu tujuan utama dari nota kesepahaman bersama tersebut adalah untuk meningkatkan sinergi peran pemerintah dan pihak swasta dalam pengembangan dan pembangunan dalam program elektrifikasi desa di desa, kawasan perdesaan, daerah tertinggal, dan kawasan transmigrasi.
"Koordinasi secara terpadu juga dilakukan dalam peningkatan dalam program elektrifikasi desa," pungkasnya.
(Rizkie Fauzian)