JAKARTA - Dalam kunjungan kerjanya ke Afrika, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sempat berkunjung ke Nigeria. Negara ini dianggap potensial bagi Indonesia untuk menjalin kerjasama mengingat besarnya jumlah penduduk di Nigeria yaitu sekira 180 juta penduduk.
Menurut Enggar, hubungan dagang antara Indonesia dan Nigeria hingga saat ini berjalan baik. Perdagangan Indonesia pada sektor non-migas pun mengalami surplus. Namun, besarnya impor minyak Indonesia dari Nigeria dikhawatirkan dapat berdampak pada defisit neraca perdagangan yang cukup besar bagi Indonesia.
Untuk itu, kerjasama imbal dagang atau counter trade pun diajukan dalam pertemuan ini. Kerjasama ini diyakini dapat saling menguntungkan antara kedua negara.
"Mereka tidak terima bahan jadi tapi investasi. Kalau kita bicara konsolidasi kita masih bisa dapatkan pendapatan dari pajak," kata Enggar di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (31/7/2017).
Enggar menjelaskan, produk Indonesia memang cukup dikenal di Nigeria, salah satunya adalah produk mi instan. Bahkan, masyarakat di Nigeria menganggap Indomie sebagai merek makanan yang berasal dari negara tersebut.
Baca Juga:
15 Proyek Pembangkit Listrik hingga 5 Jalan Tol Rp217 Triliun Ditawarkan ke Investor China
Sri Mulyani: Investasi Perlu Dilakukan Mulai Bayi di Dalam Perut