Menurutnya, kerugian tidak hanya dalam bentuk materi. Terhambatnya distribusi barang juga membuat reputasi perusahaan logistik turun. Belum lagi, lanjut Zaldy, kalau dikenakan penalti karena keterlambatan pengiriman.
“Kerugian ini bertambah besar kalau mogoknya memanjang. Kalau sampai tanggal 10 Agustus maka kerugian akan sangat besar dan memalukan untuk Indonesia,” imbuhnya.
Di sisi lain, Zaldy menilai, jika mogok tak dihentikan bisa mematikan ekonomi Indonesia. Dirinya menyarankan pemerintah mencari pelabuhan lain untuk kegiatan ekspor-impor. Agar kegiatan ekspor-impor tidak hanya terpusat pada satu pelabuhan.
Baca Juga:
“Mogok tidak bisa lebih lama dari 1 hari, bisa stop ekonomi Indonesia, kalau Tanjung Priok terkena masalah maka satu Indonesia kena dampaknya. Secepatnya pemerintah mengembangkan pelabuhan lain agar lebih merata dan risiko lebih kecil,” tukas dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)