JAKARTA - Porsi energi baru terbarukan (EBT) terhadap seluruh bauran energi nasional, hingga 2017 baru sebesar 11%-12%. Untuk itu pemerintah bakal terus menggenjot penggunaan EBT. Sebab pada 2025, pemerintah menargetkan penggunaan EBT sebesar 23%.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengatakan bahwa Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memantapkan komitmennya untuk meningkatkan pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan lewat EBT.
"Presiden sudah tandatangani komitmen untuk kurangi polusi, atau mempertahankan supaya tidak parah, komitmen pemerintah melalui RUEN (Rencana Umum Energi Nasional) dan KEN (Kebijakan Energi Nasional)," kata Jonan di kantornya, Jumat (8/9/2017).
Baca Juga: Hemat Rp500.000/Bulan, Pengunaan Solar Cell Bisa Balik Modal dalam 7 Tahun
Mengingat, bauran energi baru terbarukan sekarang baru sebesar 11%-12%, maka kata Jonan pemerintah akan berupaya lebih gigih guna mencapai target 2025 sebesar 23%. "Kita akan coba semaksimal mungkin," lanjut dia.
Apalagi, Jonan menilai bahwa harga EBT ke depannya diperkirakannya akan semakin kompetitif dengan energi konvensional. Tentu dengan demikian harapannya akan semakin banyak yang berminat mengembangkan EBT.
Baca Juga: Fokus Energi Terbarukan, Pemerintah Jangan Abaikan yang Konvensional!
EBT dalam menghasilkan energi memanfaatkan angin, aliran air maupun panas bumi. Semisal menghasilkan listrik dengan tenaga angin dan air, Jonan berkelakar bahwa itu tidak membutuhkan banyak biaya. "Itu enggak perlu impor, kayak angin, air itu kan walaupun lewati batas negara tidak kena (biaya) impor," jelas Jonan.
"Renewable energy juga akan turunnnya cepat, mereka percaya dalam waktu yang singkat renewable bisa bersaing tarifnya dengan fosil energi. Bisa bersaing lah, ini turunnya kaya elektronik," tandasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)