Selain itu, arus modal masuk diperkirakan akan lebih dari cukup untuk membiayai defisit transaksi berjalan, sehingga mampu mendukung penambahan cadangan devisa.
Wicklein menambahkan risiko terhadap proyeksi ini bergantung pada perkembangan upaya pemerintah dalam memobilisasi penerimaan pajak, fluktuasi harga komoditas global, dan ketidakpastian kebijakan di negara-negara maju.
"Berbagai risiko tersebut menunjukkan bahwa Indonesia perlu menjaga nilai tukar yang fleksibel, perdagangan dan arus modal terbuka, serta melanjutkan pelaksanaan reformasi struktural guna semakin memperkuat perekonomiannya," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)