Secara spesifik, penelitian akan mengevaluasi keefektifan skema percontohan baru yang sedang dikembangkan oleh Indonesia, meningkatkan kehidupan para petani kecil, meningkatkan produktivitas untuk menjamin pasokan minyak kelapa sawit, dan memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan.
CPOPC dan UNCTAD sepakat untuk melakukan lokakarya "brainstorming" untuk mengidentifikasi lebih lanjut kerja sama tersebut dan kerangka kerja sama yang lebih konkret.
Dalam pertemuan dengan Sekjen UNCTAD itu, Mahendra Siregar mengundang UNCTAD untuk hadir pada pertemuan tingkat tinggi CPOPC pertama pada November 2017 di Bali, yang diharapkan dapat diikuti oleh sembilan wakil negara-negara penghasil minyak kelapa sawit dunia.
Selain menyediakan bantuan teknis, UNCTAD juga menjanjikan bahwa pembahasan isu minyak kelapa sawit itu dapat dibawa kepada proses sistem antarpemerintah PBB, dengan menggunakan basis hasil penelitian kolaborasi UNCTAD-CPOPC. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai referensi oleh negara-negara penghasil minyak kelapa sawit lainnya.
CPOPC merupakan organisasi yang membawahi negara-negara produsen sawit terbesar dunia, yang bertujuan untuk menetapkan standar baru yang lebih maju untuk isu kelapa sawit. Saat ini CPOPC beranggotakan Indonesia dan Malaysia, dan dalam proses merekrut tujuh negara produsen kelapa sawit lainnya.
(Fakhri Rezy)