China Terlilit Utang, Nilainya Tembus 172,5 Triliun Yuan

Efira Tamara Thenu , Jurnalis
Senin 27 November 2017 14:46 WIB
Ilustrasi: (Foto: Reuters)
Share :

Gubernur Bank Sentral China Zhou Xiaochuan menjadi berita utama global dengan peringatan bulan lalu mengenai risiko dari “minsky moment”, mengacu pada keruntuhan mendadak harga aset setelah periode pertumbuhan yang panjang, dipicu oleh tekanan utang atau mata uang.

Zhou menyatakan, utang korporat sudah relatif tinggi dan laju pertumbuhan pinjaman rumah tangga juga tumbuh sangat cepat. Dia  berjanji untuk menangkis risiko tersebut. Walau begitu, Zhou mengaku akan memakan waktu lama untuk membawa utang ke tingkat yang lebih mudah dikelola.

Riset Reuters atas 2.146 perusahaan yang terdaftar di China menunjukkan total utang mereka pada akhir September naik sebesar 23% dari tahun lalu yang merupakan laju pertumbuhan tertinggi sejak 2013. Analisis tersebut dilakukan ats tiga per lima perusahaan yang terdaftar di negara tersebut, kecuali saham-saham finansial yang telah melihat bebannya dalam upaya penuntasan dan deleveraging pemerintah sejauh ini.

Analisis tersebut menunjukkan bahwa utang di sektor properti meningkat paling banyak dalam lima tahun terakhir yang diikuti oleh industri. Bagian industri dalam total utang untuk perusahaan naik sebesar 3% sejak akhir 2012. Sementara untuk sektor properti naik sebesar 7%.

Baca Juga: PM Singapura: Inisiatif Belt and Road ala China Jadi Vitamin bagi Negara Asia

Pada September, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China melaporkan laju pertumbuhan utang mereka relatif lebih cepat. Total utang di 75 perusahaan indeks CSI Central SOE 100, yang tidak termasuk sektor keuangan, meningkat lebih dari 27% dari tahun lalu yang merupakan kenaikan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya