Utang ini telah menghabiskan biaya sekira seperempat pendapatan perusahaan milik negara di beberapa kuartal terakhir.
Rasio tersebut naik sekitar 27% pada kuartal kedua yang merupakan angka tertinggi dalam setidaknya lima tahun ini sebelum turun sedikit menjadi 24,47% pada kuartal ketiga karena lonjakan pendapatan.
Dalam kajian utang korporasi, terlihat bahwa peminjaman melalui penerbitan obligasi telah turun diperkirakan karena peraturan telah mendorong biaya pendanaan.
Baca Juga: Punya Skema Urbanisasi Baru, China Berhasil Buat Pusat Industri
Data pada bulan Oktober pada pembiayaan sosial agregat obligasi korporasi yang dikeluarkan oleh bank sentral, menunjukkan dana agregat obligasi korporasi mencapai 18,34 triliun yuan atau setara dengan USD2,77 triliun pada akhir Oktober setelah meningkat 4,4% dari tahun lalu yang merupakan tingkat pertumbuhan terendah dalam dua tahun.
Total kumulatif pembiayaan sosial yang juga mencakup shadow banking, mencapai 172,2 triliun yuan atau Rp354.240 triliun (kurs Rp2.053 per yuan) pada akhir Oktober, meskipun ukuran bayangan tidak diketahui. Total pembiayaan sosial untuk bulan Oktober sendiri adalah 1,04 triliun yuan.