Kurangi Ketergantungan Dolar AS, Begini Penjelasan Dirut BNI dan BRI

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Senin 11 Desember 2017 19:43 WIB
Foto: Yohana/Okezone
Share :

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan bank sentral Malaysia yakni Bank Negara Malaysia (BNM) dan Thailand yakni Bank Of Thailand (BOT) meluncurkan Local Currency Settlement (LCS) Framework. Kerjasama ini dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dalam transaksi perdagangan bilateral antar negara. 

Pengurangan ketergantungan tersebut dilakukan dengan melakukan transaksi perdagangan bilateral tak perlu lagi menggunakan mata uang dolar AS melainkan langsung menggunakan mata uang kedua negara tersebut. 

Dalam kerjasama ini tentunya melibatkan bank lokal di setiap ketiga negara tersebut, beberapa petinggi bank Indonesia pun menanggapi peluncuran tersebut.

Baca Juga:  Ada Local Currency Settlement, BI Ajak China dan Jepang 'Kurangi Ketergantungan' Dolar AS

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baiquni mengatakan menyambut baik kerjasama ini karena dapat mengurangi transaksi dengan dolar AS. Pasalnya kata dia transaksi ekspor Thailand dan Malaysia mencapai USD24 miliar pada tahun ini, di mana 80% dari transaksi tersebut masih menggunakan mata uang dolar AS.

"Saat ini mungkin penggunaan dolar AS sekitar 80 persen dari transaksi itu. Kalau bisa diturunkan saja (penggunaan dolar) jadi sekitar 60% hingga 70% itu tentu bagus sekali. Ini akan sangat bagus karena mengurangi ketergantungan pada dolar AS," jelas Baiquni dalam acara peluncuran LCS Framework, di Gedung BI, Jakarta, Senin (11/12/2017).

Baca Juga: Swap dengan Malaysia dan Thailand, BI Targetkan Ekspor-Impor Naik 200%

"Sebetulnya dengan berlakunya local cureency ini, bisa mengurangi biaya transaksi," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Suprajarto menanggapi hadirnya LCS ini akan mempermudah transaksi antar negara dikarenakan menggunakan mata uang lokal dengan tujuan langsung kedua negara tersebut.

"Karena pakai mata uang sendiri-sendiri sekarang jadi lebih efisien, kalau selama ini problem di kurs dolar AS yang naik turun, nantikan bisa lebih efisien, cepat dan nyaman," ungkap Suprajarto dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga: Indonesia, Thailand, dan Malaysia Sepakati Kurangi Transaksi Dolar AS

Juga dalam acara yang sama, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menanggapi peluncuran kerjasama LCS ini nantinya akan mempermudah pengusaha dalam melakukan transaksi perdagangan.

"Jadi enggak usah bolak-balik jual beli dolar lagi, bisa efisien harusnya," ujarnya. 

Jahja mengatakan, turut serta dalam program ini dikarenakan tawaran dari BI kepada bank lokal, sehingga BCA pun menerima untuk ambil bagian pada kesempatan ini. 

"Waktu itu ditanyakan ke bank lokal yang mau dan minat dalam program ini, kan kita ikut dengan seperti Bank Thailand. Di Malaysia kita juga ada buat kerja sama untuk melakukan itu," terangnya. 

Baca juga: BI Lakukan Perubahan Kedua untuk Transaksi Swap Lindung Nilai

Untuk diketahui, dalam operasionalisasi framework LCS rupiah-ringgit dan rupiah-bath setidaknya BI menunjuk beberapa bank di Indonesia yakni PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

PT. Bank CIMB Niaga, Tbk, PT. Bank Maybank Indonesia,Tbk​

 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk, PT. Bank Central Asia, Tbk, PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk,  serta PT 

Bangkok Bank PCL.

(Rizkie Fauzian)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya