JAKARTA – Dunia dan Indonesia siap membuka lembar baru di tahun 2018. Begitu juga dengan tahun anjing tanah yang akan datang menggantikan tahun ayam api.
Ahli Feng Shui Suhu Yo mengatakan, tahun 2018 akan menjadi tahun yang sulit bagi perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan daya beli pada tahun ini akan menurun drastis yang akan membawa Indonesia pada masa krisis.
“Indonesia tahun 1998, 2008, dan 2018 krisis,” jelasnya kepada Okezone.
Baca Juga: Tahun Politik 2018, Mendag Yakin Pertumbuhan ekonomi Lebih Baik
Dia mengatakan yang menjadi penyebab krisis di Indonesia pada tahun 2018 adalah turunnya daya beli masyarakat. Hal ini disebabkan oleh pemberantasan korupsi yang terus berjalan mulus. “Daya beli itu menurun karena tidak adanya korupsi,” tukasnya.
Selain menurunnya daya beli, pada tahun 2018 Indonesia akan dilanda beberapa bencana alam. Cuaca buruk, gempa, longsor, angin puting beliung merupakan sederet bencana alam yang akan dialami Indonesia tahun 2018.
“Gempa akan terjadi di wilayah Indonesia Timur seperti Maluku, Bali, dan Nusa Tengara,” jelasnya.
Tidak hanya itu, kemarau panjang juga menjadi pelengkap deretan bencana alam yang akan terjadi di 2018 mendatang. “Kemarau panjang pada pertengahan tahun sampai dengan akhir tahun,” tuturnya.
Baca Juga: Ekonomi Membaik, Jokowi Minta Investor Jangan Wait and See!
Ia mengatakan, krisis yang akan dialami Indonesia di tahun 2018 mendatang sebenarnya sudah terlihat tanda-tandanya. “Krisis itu sudah mulai sejak 2017. Namun puncaknya berada di tahun 2018. Seperti bisul, kalau belum meletus, meradang,” tukasnya.
Krisis 2018 ini ditandai dengan kenaikan tarif tol dan bahan bakar. Tidak hanya itu, minimnya persediaan gas untuk rakyat miskin juga menjadi salah satu pertanda bahwa Indonesia akan mengalami krisis di 2018. “Dulu kosongnya minyak tanah, sekarang kosongnya gas untuk rakyat miskin,” jelasnya.
Baca Juga: Gubernur BI: Pilkada Bisa Jadi Daya Dorong ke Ekonomi Indonesia
Tidak hanya datang dari dalam negeri, sentimen lain juga datang dari global. Hal ini ditandai dengan terguncangnya Rupiah terhadap dolar AS yang terus mengalami peningkatan nilainya. Ia mengatakan, Rupiah akan mencapai Rp14.000 hingga Rp15.000 terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“Melorotnya mata uang pada bulan April 2018 yang mencapai Rp14.000 terhadap dolar AS dan Rp15.000 pada bulan November 2018,” ungkapnya.