KUPANG - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meninjau Bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur (NTT) guna memastikan mempersiapkan peresmian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Basuki ditemani oleh Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo, Dirjen SDA Imam Santoso dan pimpiman proyek Bendungan Raknamo.
Pantauan Okezone, Minggu (7/1/2018), setibanya di Bendungan Raknamo, Basuki tampak melihat-lihat kondisi bendungan ini dan menanyakan soal penanaman pohon yang sebelumnya dilakukan.
Sekadar informasi, dalam rangka aksi nyata perlindungan dan optimalisasi fungsi situ, danau, embung, waduk dan sumber air permukaan lainnya yang menjadi tema dari Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) tahun 2017, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan penanaman pohon di Bendungan Raknamo, Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga: Tahun Depan, 500 Embung hingga Waduk Bakal Punya Sertifikat
Aksi penanaman pohon tersebut serentak di 34 provinsi, di antaranya di Kalimantan Timur yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti dan Bali dipimpin oleh Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Rido Matari Ichwan.
Di samping itu aksi tanam pohon ini merupakan bagian dari mengisi peringatan Hari Bakti PU ke-72 pada 3 Desember nanti, serta mendukung Hari Penanaman Pohon Indonesia.Secara keseluruhan jumlah pohon yang ditanam di berbagai lokasi sungai, danau, embung dan waduk adalah 67.000 pohon dari berbagai jenis seperti pohon durian, nangka, matoa, sukun, mangga dan lain-lain.
Penghijauan dan pembangunan sarana tampungan air berupa bendungan dan embung sangat penting mengatasi krisis air yang sering dialami masyarakat di NTT akibat musim kemarau panjang.
Baca Juga: Dibangun untuk Atasi Kekeringan di NTT, Progres Bendungan Raknamo Capai 98%
"Kendala yang harus diatasi NTT jika ingin maju adalah ketersediaan air. Oleh karena itu Presiden Joko Widodo memerintahkan Kementerian PUPR untuk membangun banyak tampungan-tampungan air mulai dari embung hingga bendungan besar. Bendungan besar sangat diperlukan di NTT saat kemarau, sementara embung-embung akan kering bila terjadi cuaca panas ekstrim," kata Menteri Basuki.
Menurutnya pembangunan bendungan selain untuk memenuhi kebutuhan air baku, secara tidak langsung juga mendorong perkembangan sosial ekonomi masyarakat sekitar. "Salah satunya rumah operasi pemeliharaan bendungan, kita bangun dengan unsur budaya lokal sehingga lebih artistik dan bisa dijadikan sebagai destinasi wisata baru yang dilengkapi dengan sarana wisata air," ujarnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)