Pasalnya, sebelum adanya kebijakan ini, para kapal asing selalu mengambil ikan di wilayah perbatasan Indonesia. Apalagi kapal yang digunakan oleh asing menggunakan jaring yang secara otomatis mengambil lahan nelayan yang hanya menggunakan alat tangkap yang relatif kecil.
"Dengan kebijakan itu nelayan bisa tangkap ikan kalau dulu kan enggak, sulit. Karena mereka kan pakai pukat harimau pakai jaring jadi nelayan ini enggak bisa dapet ikan," jelas Benny
"Efek nelayan dapat ikan kalau dulu mereka sulit. Sekarang nelayan cukup sejahtera. Karena saya bicara fakta. Dulu uang Rp100 juta sulit habis sekarang kalau lagi musim Rp1 miliar enggak cukup, produksi cukup baik," imbuhnya.
Lebih lanjut Benny mengatakan, para nelayan yang ada di wilayahnya bahkan tidak membutuhkan kapal besar eks asing yang disita oleh pemerintah akibat mencuri ikan. Menurutnya, nelayan hanya butuh bantuan kapal yang berukuran 5 GT hingga 10 GT untuk bisa meningkatkan produksi ikannya.
Baca juga: Dilarang Menko Luhut Tenggelamkan Kapal, Akun Twitter Susi Pudjiastuti Kebanjiran Simpati