JAKARTA - PT Railink sebagai operator Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta menyatakan tidak ada kerusakan maupun pergeseran pada rel yang menjadi jalur kereta ini melintas pasca terjadinya longsor. Melainkan, kerusakan hanya ada pada dinding penahan tanah yang ambruk tak mampu menahan tekanan.
"Jadi waktu kejadian itu, memang enggak ada yang rusak dengan rel kita. Jalan (di underpass) itu tidak kenapa-kenapa. Tapi untuk safety (keamanan) kita hentikan sementara mulai Senin malam," ucap Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto, saat ditemui di Stasiun Sudirman Baru atau BNI city, Jakarta, Jumat (9/2/2018).
Baca Juga: Pasca Longsor, Railink Pastikan Jalur KA Bandara Soetta Aman Dilalui
Pihaknya pun langsung melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan internalnya bersama PT KAI tak ada kerusakan pada jalur rel. Bahkan kata dia, berdasarkan konstruksinya, beton yang menjadi penopang underpass dalam kondisi yang baik.
"Dilihat dari konstruksinya, secara teknis, umur beton, itu ga masalah, kuat sekali," ucapnya.
Dia menjelaskan yang menjadi masalah bukanlah jalur rel kereta, namun dinding penahan tanah (DPT) yang rubuh tak kuat menahan gerakan tanah akibat curah hujan yang sangat tinggi.
"Kemarin teman-teman kontraktor, itu (tanah di lokasi underpass) dicoba lubangi, itu keluar air. Jadi persoalannya di DPT yang ga kuat menahan hujan. Ini bukan masalah jalannya (yang di bawah underpass)," jelas dia.
Baca Juga: KA Bandara Soetta Tak Beroperasi 3 Hari, Angka Kerugian Railink Mengejutkan
Dia mengungkapkan, secara pemeriksaan internal, setelah diukur perhitungan sudut underpass berada posisi yang sama sebelum terjadinya longsor. Hal ini menunjukkan tak ada masalah dengan rel KA Bandara Soetta.
"Teman-teman udah ukur geometrinya, sempurna semua, pengukuran titik juga. Kemarin biar yakin, kita uji coba dulu," ujar dia.
Uji coba dilakukan dengan menggunakan kereta jenis lokomotif. Pemilihan jenis kereta ini karena memiliki bobot yang lebih berat ketimbang jenis lainnya, sehingga dapat diuji kekuatan rel dengan tekanan tertinggi. Uji coba dimulai dengan kecepatan 5 km/jam saat melewati titik longsor, hingga akhirnya diputuskan untuk kecepatan 20 km/jam saat melewati titik tersebut.