"Menjadi tuan rumah sudah bermanfaat bagi kita karena akan banyak transaksi. Jadi kita siapkan 10 daerah wisata, (bukan hanya wisata di Bali) jadi supaya mereka bisa manfaatkan daerah lain," ungkapnya.
Di sisi lain, pertemuan yang menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah ini, dikatakan Peter berdampak baik pada pembangunan. Pasalnya, untuk mempersiapkan pertemuan, sejumlah infrastruktur diperbaiki serta dipercepat pembangunannya.
Baca Juga: Jokowi Berharap Pertemuan IMF-World Bank Perkuat Iklim Investasi Indonesia
"Mulai dari pembangunan di daerah Labuan Bajo, underpass di depan Airport di Bali, yang sering bikin macet sekarang sudah dibereskan. (Patung) Garuda Wisnu Kencana juga berbenah dan ditargetkan Agustus sudah selesai sehingga jadi tempat yang tepat untuk house country reception,” ujarnya.
Pertemuan ini juga diharapkan akan bisa menarik turis mancanegara untuk kembali berkunjung di Indonesia. Devisa yang mengalir selama 3 hari pertemuan ini pun ditargetkan setidaknya USD100 juta.
"Dengan skala jumlah nilai hotel yang sudah naik dan makanan, minum, traveling sampai ke satu angka yang minimal (perputaran uang) USD100 juta. Tapi itu minimal," ungkapnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)