BEIJING – China mendominasi miliarder perempuan yang merintis kekayaan dari jerih payah dan keringat sendiri. China memiliki lima dari 10 besar miliarder perempuan yang memulai bisnis sendiri.
Hal itu menunjukkan kalau China merupakan gudang miliarder perempuan berusaha sendiri dan bukan hasil dari warisan sang orang tua. Zhou Qunfei, perempuan yang mendirikan perusahaan lensa untuk laptop dan ponsel pintar, menjadi miliarder perempuan terkaya memiliki usaha sendiri.
Zhou memiliki kekayaan USD9,8 miliar (Rp134 triliun). Perusahaan yang didirikan Zhou, Lens Technology, mendapatkan kontrak dari perusahaan teknologi raksasa, seperti Apple dan Samsung. Zhou yang berasal dari latar belakang keluarga miskin juga masuk daftar miliarder versi Forbes pekan ini pada peringkat ke-16. Zhou mampu mengalahkan pengembang real estate berbasis di Beijing, Chen Lihua memiliki kekayaan USD8,1 miliar (Rp110 triliun).
Chen yang memimpin Fu Wah International hanya menduduki posisi ketiga setelah kekayaan berubah sejak 2017 silam.
”Terdapat 184 miliarder perempuan yang merintis kekayaan sendiri. Itu naik dari 154 miliarder perempuan tahun lalu,” ungkap Rupert Hoogewerf, chairman dan kepala peneliti Hurun Report.
”Sebanyak 78% dari total miliarder tersebut berasal dari China,” ujarnya.
Hoogewerf mengungkapkan miliarder perempuan terkaya yang membangun bisnis sendiri adalah Zhou Qunfei. ”Perempuan China mendominasi sebagai wanita paling sukses dalam bisnis,” kata Hoogewerf.
Siapa sebenarnya Zhou? The NewYork Times menyebut Zhou sebagai satu-satunya miliarder perempuan China yang kaya raya atas jerih payahnya sendiri.
Zhou juga kerap bepergian ke Silicon Valley dan Seoul untuk menggelar transaksi bisnis. Dia juga menyambut Presiden China Xi Jinping yang pernah mengunjungi pabrik Lens Technology. Namanya jauh dari tuduhan korupsi di China.
Sebagai pengusaha yang berangkat dari bawah, Zhou tidak segan turun ke pabrik. Dia mampu menjelaskan detail kinerja berbagai mesin. Dia me ngetahui detail tentang berbagai seluk beluk berbagai bentuk bidang pekerjaan di pabriknya. Itu hal yang tidak mengejutkan.
Selama bertahun-tahun dia bekerja sebagai buruh di pabrik. Zhou mampu bertransformasi dari seorang buruh menjadi miliarder kelas dunia yang memiliki pabrik bernilai miliar an dolar dengan teknologi tinggi. Lens Technology menjadi penyuplai kaca penutup untuk laptop, tablet, dan ponsel.
Pada tahun ini pabrik tersebut memproduksi lebih dari satu miliar layar lensa. Ada hal berbeda melekat pada Zhou. Dia bukan miliarder yang menjadi selebriti seperti Jack Ma, pendiri perusahaan e-commerce Alibaba. Zhou tidak dikenal publik sebelum perusahaannya go public. Dia juga memang tidak terlalu suka berbicara di depan media.