Gubernur BI : Fluktuasi Rupiah Tak Berpengaruh Besar pada Korporasi

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Kamis 26 April 2018 21:29 WIB
Foto: Yohana Artha Uly/Okezone
Share :

Persentase Pelemahan Rupiah Lebih Rendah dari Negara Lain

Selain itu, Agus meminta untuk tak melihat pelemahan nilai tukar Rupiah hanya dari nilai nominal. Tetapi juga lihat dari persentase depresiasi. 

Dia mengakui, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) memang terus mengalami pelemahan. Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), hari ini Rupiah berada di level Rp13.930 per USD. 

Baca Juga : Rupiah Nyaris ke Rp14.000/USD, BI Harus Atur Ulang Capital flows Management

Secara persentase sejak awal April hingga 26 April Rupiah terdepresiasi -0,88% (month to date/mtd). Angka ini, kata Agus, jauh lebih rendah ketimbang pelemahan mata uang di negara Asia lainnya. 

Dimana Thailand (THB) melemah -1,12%, Malaysia (MYR) -1,24%, Singapore (SGD) -1,17%, mtd, Korea Selatan (KRW) -1,38%, dan India (INR) -2,4%. "Pada dasarnya jika dibandingkan presentase, depresiasi kita tidaklah besar," ujar Agus. 

Dia menjelaskan, nilai tukar Rupiah yang terus bergerak secara bertahap dari Rp13.700 hingga Rp13.900 per USD, bukanlah angka yang menembus level terlalu tinggi bila melihat secara persentase.  

"Kebetulan Rupiah ekuivalen USD1 itu Rp13.700, seandainya kita kemudian ke Rp13.900 tembus ke Rp14.000, itu seperti seolah menembus bilangan besar dan psikologis, padahal secara persentase dibanding negara lain tidak besar," ujarnya. 

Bahkan menurutnya, pergerakan Rupiah juga sempat mengalami apresiasi, seperti kemarin dimana Rupiah di level Rp13,888 per USD. "Secara year to date dari 1 Januari hingga 26 April 2018, Indonesia nomor 3 (terendah depresiasi) dibadingkan negara lainnya," kata dia. 

 

"Jadi terkait Rp14.000 mohon jangan ini seolah akan melewati ini itu, tapi kita melihat secara presentase," imbuhnya. 

 Baca Juga : Rupiah Anjlok Nyaris Tembus Rp14.000/USD, BI Siap Naikkan Suku Bunga

Agus menekankan, pihaknya akan selalu berada di pasar menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Lakukan intervensi baik di valuta asing maupun SBN (Surat Berharga Negara) guna meminimalkan depresiasi yang yang terlalu cepat dan berlebihan.

"BI akan selalu ada di pasar menjaga dan meyakinkan stabilitas nilai tukar rupiah terjaga. BI tidak menargetkan nilai tukar tertentu tapi menjaga sesuai fundamental ekonomi Indonesia," jelasnya.

(feb)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya