Tak hanya itu, perusahaan ini juga akan mengembangkan sayap bisnisnya ke remitansi. Bisnis ini pun ditargetkan bisa diluncurkan pada tahun ini juga.
“Remitansi potensi kita besar, kita akan buka, setelah ini beres (PayTren dan Danaku), kita akan buka, mudah-mudahan di tahun ini juga. Lumayan bantu TKI (Tenaga Kerja Indonesia),” ungkapnya.
Dia mengaku, sebelumnya perusahaan dengan akronim Treni ini sempat membuka layanan tersebut, sebelum akhirnya memberhentikannya karena memang tak berizin. Namun, dari pengalaman tersebut diketahui antusias TKI untuk mengirimkan dananya melalui aplikasi cukup besar.
Heri menyebutkan, terjadi transaksi setidaknya 5 juta per hari melalui aplikasi tersebut. Di mana pengguna bisa melakukan pencairan dana di minimarket terdekat. Selain itu, biaya yang dikenakan pun hanya Rp6.000 per transaksi yang dinilai cenderung lebih murah ketimbang perusahaan lainnya.