SORONG – Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan transaksi uang elektronik sejak diberlakukan pada Oktober tahun lalu naik signifikan mencapai lebih dari 300%. Kenaikan ini diikuti jumlah transaksi uang elektronik saat ini yang mencapai Rp7 triliun - Rp10 triliun.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan, kenaikan transaksi uang elektronik tersebut akan berlanjut ke depannya terutama digunakan di beberapa ruas tol, untuk bantuan sosial serta untuk bantuan pangan non tunai. Ke naikan transaksi uang elektronik juga diperkirakan berasal dari ecommerce.
“Meskipun nominal uangnya belum begitu besar, tetapi pertumbuhannya tinggi,” ujar Sugeng seusai sosialisasi gerakan non tunai (GNNT), Kampanye Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), serta Edukasi Ciri-Ciri Keaslian Rupiah (CIKUR) di Sorong, Papua Barat.
Sugeng melanjutkan, BI menyambut baik inisiatif Kantor Perwakilan BI Provinsi Papua Barat untuk mengadakan sosialisasi transaksi non tunai. Apalagi jika dilihat dari kondisi Papua Barat yang masih rendah dalam hal penetrasi transaksi non tunai.
Selain itu, kata Sugeng, di wilayah itu juga masih kurang pemahaman masyarakat terkait Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Menurut Sugeng, pemahaman yang cukup mengenai GNNT adalah hal yang sangat penting untuk mendukung terwujudnya keuangan inklusif, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan transparansi anggaran.
Di samping sosialisasi GNNT, BI juga akan melakukan kampanye Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Dengan kampanye tersebut diharapkan masyarakat di Papua Barat memahami apa manfaat yang diperoleh dengan menggunakan kartu berlogo GPN.
Terkait penggunaan kartu berlogo GPN, salah satu perusahaan switching asing yakni MasterCard sudah menjalin kerja sama dengan dua perusahaan switching domestik.
Menurut Sugeng, kerja sama tersebut diperlukan karena sistem GPN domestik masih membutuhkan kontribusi dari switching asing untuk membantu mengembangkan teknologi seperti teknologi antifraud.
“Indonesia masih membutuhkan suksesnya GPN dengan lebih bagus. Kita juga tidak menutup keterlibatan asing dalam mendukung GPN. Kami masih bisa membuka ruang untuk mereka terlibat dalam mensukseskan GPN,” tandasnya.
Melalui kerja sama dengan perusahaan domestik tersebut, MasterCard nantinya akan memproses pembayaran didomestik, tidak lagi mengalihkan prosesnya ke luar negeri. “Mereka sudah konfirmasi, sudah ketemu saya. Bahkan Mastercard telah mendirikan untuk processing domestik. Dulu kan di Amerika saja, sekarang MasterCard sudah mendirikan untuk memproses itu di domestik,” kata Sugeng.