BOGOR - Pemkot Bogor memastikan pembangunan flyover atau jembatan layang yang menyeberangi perlintasan sebidang di Jalan RE Martadinata, Bogor Tengah, Kota Bogor, selesai pada Desember 2019.
Pasalnya, pekerjaan proyek infrastruktur salah satu solusi macet di pusat Kota Bogor itu sudah berlangsung sejak sepekan lalu dan saat ini memasuki tahap pelebaran jalan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bogor Chusnul Rozaqi mengatakan, pembangunan jembatan sepanjang 300 meter ini dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menelan biaya sebesar Rp95 miliar.
Baca Juga: Pentingnya Pengawasan Keamanan di Proyek Infrastruktur
Pembiayaan proyek tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). “Sudah mulai sejak Jumat (26/10). Pengerjaan diawali dengan pelebaran pada ruas Jalan RE Martadinata kanan dan kiri. Setelah itu, di lanjutkan dengan pengerjaan pada bagian tengah,” ungkapnya.
Menurut dia, pelebaran jalan tersebut sebagai upaya agar proses pengerjaan Jalan RE Martadinata menuju Cimanggu ataupun Kebon Pedes tidak ditutup. “Jadi tujuannya untuk pengalihan arus lalu lintas kendaraan selama proses pekerjaan sehingga kita tidak ada penutupan jalan sebagaimana permintaan masyarakat,” jelasnya.
Terkait pembebasan lahan tambahan, Chusnul mengemukakan, sejauh ini pihaknya masih belum menyelesaikan satu bidang tanah lagi. “Sekarang masih diproses di Badan Pertanahan Nasional (BPN),” katanya.
Dia juga memastikan telah berkoordinasi dengan pihak terkait dalam rekayasa lalu lintas, baik dari Dinas Perhubungan maupun Satuan Lalu Lintas Polresta Bogor Kota. “Sehingga satu sama lainnya ti dak saling terganggu.
Kita pastikan kegiatan ini akan selesai Desember tahun depan,” ungkapnya. Sementara itu, untuk menghindari kemacetan parah, selama pengerjaan flyover, Dishub Kota Bogor telah menyiapkan sejumlah jalur alternatif, khususnya untuk angkutan kota (angkot) yang melintasi Jalan RE Martadinata.
“Ada dua trayek angkot yang terdampak, yakni trayek 07 (Pasar Anyar - Pondok Rumput) dan 12 (Cimanggu - Pasar Anyar),” tutur Kepala Bidang Angkutan, Dishub Kota Bogor, Jimmi Hutapea. Pihaknya sudah mensosialisasikan kepada sopir angkot selama pekerjaan proyek flyover ini akan ada rekayasa lalu lintas.
Baca Juga: 25 Proyek Senilai Rp280 Triliun di Jawa Barat Siap 'Dijual', Berminat?
“Yang jelas, rekayasa lalu lintas untuk dua trayek angkot ini menyesuaikan,“ jelasnya. Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Bogor Theofilo Patrocinio mengatakan, sejak jauh jauh hari pihaknya sudah melakukan persiapan rekayasa lalu lintas di Jalan RE Martadinata.
“Khususnya saat jam-jam sibuk pada pagi dan sore hari,” katanya. Rekayasa lalu lintas ini akan dilakukan pagi hari dari pukul 06.00 sampai 08.00 WIB, dan sore dari pukul 17.00 sampai 19.00 WIB. Pihaknya akan ditempatkan petugas pada jam-jam tertentu.
“Ini semua tujuannya untuk menghindari konflik lalu lintas,” katanya. Theo mengatakan, kondisi lalu lintas di Jalan RE Martadinata sudah semakin padat dan kerap terjadi kemacetan.
Ada beberapa faktor penyebab kepadatan tersebut, di antaranya tingginya volume kendaraan yang melintasi jalur tersebut, dibarengi juga dengan pergerakan kereta yang hampir setiap dua menit sekali.
“Bahkan perilaku pengendara juga menjadi biang kemacetan parah di sekitar Air Mancur, Jalan RE Martadinata - Kebon Pedes hingga Cimanggu,” ungkapnya. Ketua Komisi C DPRD Kota Bogor Laniasari menegaskan, intensitas kereta api yang memotong Jalan RE Martadinata menjadi penyebab antrean kendaraan kerap mengular.
Kondisi semakin parah ketika badan jalan yang cenderung menyempit. “Jadi, kalau ada flyover, pengendara tidak perlu lagi menunggu kereta untuk lewat sehingga lalu lalang kereta setiap tiga sampai lima menit sekali, tak berdampak lagi terhadap arus lalu lintas di Simpang Kebon itu,” katanya.
Menurut dia, kepadatan di Jalan RE Martadinata sendiri sebenarnya sudah menjadi isu yang sering dikeluhkan publik. Bahkan, pihaknya kerap mendapat keluhan dan tuntutan langsung dari warga yang meminta solusi atas kemacetan itu.
(Haryudi)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)