Dia menambahkan, apabila BI menyesuaikan kembali bunga acuannya untuk merespons kebijakan The Fed, BCA akan mempertimbangkan untuk menaikkan bunga deposito. “Kalau kami rasakan perlu naik ya deposito kami naikkan. Kalau funding cukup, likuiditas masih banyak ya tidak perlu naik juga,” ujar dia. Menurutnya, saat BI menaikkan suku bunga acuan sebanyak 150 basis poin (bps), BCA juga turut menyesuaikan suku bunga deposito hingga 125 bps dan suku bunga kredit 50 bps.
Kalangan pasar modal juga menyambut baik naiknya suku bunga acuan BI sebesar 0,25% menjadi 6%. Hal ini dinilai cukup baik sehingga memberikan sentimen positif terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Kemarin, IHSG menguat 56,61 poin atau (0,95%) ke level 6.012,3 dengan jumlah kapitalisasi pasar men capai Rp6.800 triliun, naik dibanding sehari sebelumnya Rp6.736 triliun. “Kemarin (Kamis,15/11) BI menaikkan suku bunga.
Indeks (IHSG) alhamdulillah meningkat cukup signifikan,” kata Direktur Utama BEI Inarno Djajadi saat media gathering bersama wartawan Pasar Modal 2018 di Solo, Jawa Tengah, kemarin. Dia menambahkan, pada dasarnya kenaikan suku bunga sudah diantisipasi pelaku pasar saham.
Terlebih lagi menurut pemaparan Gubernur BI masih ada ruang kenaikan suku bunga acuan. Sementara itu Global Head of Currency Strategy & Market Research FXTM Jameel Ahmad mengungkapkan, saat ini momentum beli rupiah menguat setelah BI memberi kejutan dengan meningkatkan suku bunga untuk keenam kalinya di tahun ini.
(Kunthi Fahmar Sandy/Hafid Fuad)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)