“Ternyata hitungan 5 tahun ini, pertumbuhan ekonomi kita cuma 5,3%. Kita punya hambatan dan harus ada kebangkitan jasa dan manufaktur. Kuncinya adalah pertumbuhan ekonomi dengan nilai tambah,” kata Bambang dalam diskusi alumni ITB di Energy Building, Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Dia bercerita, pada tahun 2009-2012 ekonomi dunia sedang tumbuh terutama pada negera emerging market yang tumbuh agresif. Hal itu didorong pemulihan ekonomi Amerika Serikat, meski dari sisi kebijakan fiskal tak bisa bergerak karena terkendala dengan anggaran.
Baca Juga: Pembangunan Infrastruktur Daerah Pacu Pertumbuhan Ekonomi
"AS enggak bisa melakukan ekspansi fiskal karena pemerintahan dikuasai Partai Demokrat tapi parlemen dikuasai Partai Republik. Jadi sumbernya hanya dari kebijakan moneter, The Fed (Bank Sentral AS)," jelas dia.