Dalam empat tahun terakhir, ekspor komoditas pertanian tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Harga-harga bahan pokok strategis stabil dalam tiga tahun terakhir nilai investasi meningkat dan inflasi terendah 10 tahun terakhir.
“Luar biasanya, pada saat inflasi rendah justru NTP dan NTUP meningkat, inflasi pangan kita saat ini 1,26%. Hingga akhir tahun ini prediksi kita, tidak lebih dari 1,8%,” katanya. Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini mengatakan, tren peningkatan nilai perdagangan terus naik pada kurun waktu 4 tahun terakhir.
Baca Juga: Mentan Pangkas Izin Ekspor Komoditas Hortikulura dari 13 Hari Jadi 3 Jam
Tercatat volume ekspor masing-masing 700.66 ton di 2015, 773,22 ton pada 2016, pada 2017 tercatat 1.158,15 ton, dan sampai dengan Oktober 2018 mencapai 1.136,09 ton. “Total nilai dagangnya seni lai Rp107,2 triliun,” kata Banun.
Selain terus membuka akses pasar di pasar global untuk produk konvensional ekspor, komoditas pertanian yang unik juga mulai memasuki pasar ekspor. “Selain kualitas, adanya persyaratan sanitary and phytosanitary (SPS) yang dipenuhi membuat komoditas, seperti daun ketapang, daun lontar, dan sapu lidi, dapat diterima pasar internasional,” ujarnya.
Pada tahun ini Barantan telah melakukan empat perjanjian SPS untuk mengakse lerasi ekspor. Keempat perjanjian itu, yakni dengan Australia Comphrehensive Economic Part nership Agreement (CEPA) untuk komoditas cokelat, manggis, salak, dan kopi dengan total nilai ekspor USD667,8.