JAKARTA - Jahe merupakan tanaman yang banyak di temukan di Indonesia. Tanaman ini banyak sekali manfaatnya di antaranya untuk mengatasi rasa mual, menghangatkan lambung, menyembuhkan pusing, kembung, maupun gangguan pencernaan yang lain. Karena kaya manfaat inilah yang membuat jahe dapat diolah menjadi berbagai macam olahan, salah satunya permen.
Olahan ini sangat praktis, ringan, dan bisa dibawa kemana pun. Permen ini juga kerap dijadikan oleh-oleh. Karena itu, bisnis permen jahe masih berpotensi untuk berkembang, tentunya dengan sentuhan kreatif dari para wirausahawan muda.
Ingin tahu bagaimana kiat untuk memulai bisnis permen jahe?
Berikut beberapa kiat yang dapat diterapkan seperti yang sudah dilansir dari buku Bisnis Modal 500 Ribuan karya Evita P Purnamasari yang dikutip Okezone:
Baca Juga: Daftar 10 Perusahaan Paling Fokus Jadikan Pelanggan "Raja"
1. Menjalin kerja sama dengan pedagang jahe agar stok jahe bisa teratasi, minimal 2 orang pedagang.
2. Pilihlah jahe yang sudah cukup tua
3. Pilihlah bahan baku dengan harga serendah mungkin.
4. Cobalah berbagai resep hingga menemukan rasa pedas yang pas.
5. Buatlah label menarik dan unik di luar kemasan.
Rintangan
Permen jahe biasanya lembek dan lengket. Cara mengatasinya adalah dengan memakai kemasan kertas minyak atau plastic. Jika menggunakan plastik, pengemasannya harus rapat dan simpan dalam suhu normal (24-27°C).
Strategi Bisnis
Beberapa strategi bisnis yang bisa diterapkan dalam bisnis permen jahe antara lain sebagai berikut :
1. Menjalin kerja sama dengan warung makan, toko kelontong, toko oleh-oleh di kotamu melalui cara titip jual.
2. Tiap bulan bayarlah orang untuk menjualkan permen jahe ke berbagai instansi.
3. Mempromosikan produk permen jahe melalui internet, media sosial, blog, dan media promosi yang lain.
4. Jangan bosan membagikan sampel kepada minimal 3 orang yang berbeda.
5. Buatlah varian rasa, tidak hanya original, tapi bisa juga dengan rasa cokelat, kacang, dan lainnya.
6. Mengoordinasikan beberapa orang untuk menjajakan permen secara asongan di dalam bis dengan menerapkan bagi hasil, misalnya 15-25% kepada pedagang asongan tersebut.
Analisis Bisnis
1. Modal awal
1 pc panci teflon/wajan stainless Rp200.000
1 pc pengaduk kayu Rp12.000
1 pc parut Rp12.000
1 pc gelas ukur Rp15.000
1 pc timbangan Rp200.000
1 pc gunting Rp15.000
1 pc pisau stainless Rp75.000
1 pc baskom plastik Rp17.000
1 pc nampan plastik Rp17.000
Jumlah Rp563.000
Peralatan mengalami penyusutan selama empat tahun dan memiliki nilai residu sebesar Rp2.000 dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Biaya penyusutan per tahun = (Rp563.000-Rp2.000)/4 = Rp140.250 per tahun atau sama dengan (Rp140.250/12) = Rp11.700 per bulan.
Baca Juga: Bisnis Jam Tangan Kayu, Pemuda Ini Kantongi Omzet Rp60 Juta/Bulan
2. Perkiraan laba/rugi
Asumsi 400 kemasan @150 gr berisi 80 kembang gula x Rp8.000 = Rp3.200.000
3. Biaya-biaya
Penyusutan peralatan Rp11.700
25 kg potongan jahe @Rp18.000 Rp450.000
25 kg tepung ketan @Rp12.000 Rp300.000
25 kg gula pasir @Rp12.000 Rp300.000
2.5 tepung maizena @Rp12.000 Rp30.000
1 kg garam Rp10.000
1 kg asam sitrat @Rp45.000 Rp45.000
25 gr kalium sorbet @Rp50.000 Rp2.000
Kayu manis secukupnya Rp2.000
5 kg mentega @Rp18.000 Rp90.000
200 liter air bersih Rp35.000
25 gr natrium benzoat Rp2.000
Bahan bakar elpiji 3kg @Rp17.000 Rp51.000
Biaya labeling @Rp400 x 150 Rp60.000
Kemasan plastic untuk bungkus Rp100.000
permen
Transportasi Rp100.000
Tenaga kerja Rp700.000
Telepon Rp100.000
Jumlah Rp2.389.900
4. Laba bersih
Rp3.200.000 – Rp2.389.900 = 811.100
Perkiraan modal akan kembali dalam waktu 1 bulan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)