Dung mengatakan Viettel berencana untuk berhenti memperluas investasinya di pasar Afrika, di mana perusahaan telah berjuang untuk mendapatkan keuntungan karena pertumbuhan ekonomi yang buruk.
Di kawasan Asia, Viettel sedang mencari peluang berinvestasi di Korea Utara, kata Dung, di mana Koryolink (perusahaan patungan antara negara Korea Utara dan Orascom Investment Holdings Mesir) telah mengumpulkan jutaan pelanggan sejak diluncurkan pada 2008.
"Kami pertama kali meminta izin dari Korea Utara untuk membangun jaringan seluler di sana pada 2010," katanya. "Tapi kami masih menunggu sanksi untuk dicabut dan bagi negara untuk membuka pasarnya kepada investor asing".
(Kurniasih Miftakhul Jannah)