Pada kesempatan berbeda, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan percepatan pembangunan jargas diperlukan untuk mengurangi impor minyak dan gas bumi.
“Jargas kami dorong agar masyarakat jauh lebih hemat dibandingkan menggunakan elpiji. Selain impor harga elpiji juga lebih mahal,” ujar dia.
Sementara itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyebut impor elpiji mencapai 4,5- 4,7 juta ton.
Padahal potensi gas di Indonesia melimpah cukup mencukupi kebutuhan di dalam negeri. Meski begitu, minimnya infrastruktur menyulitkan distri busi gas. “Sebab itu, perlunya percepatan infrastruktur supaya dapat diserap di dalam negeri,” katanya. (Nanang Wijayanto)
(Dani Jumadil Akhir)