BPR, kata dia, memiliki kelebihan akses hingga nasabah kelas bawah. Beberapa BPR fokus menggarap market di pelosok desa dan kecamatan, dimana perbankan konvensional belum masuk. Menurut Joko, maraknya dana tunai dari perusahaan financial technology (fintech ) tidak berpengaruh besar terhadap kinerja BPR. Masing masing memiliki kelebihan. Nasabah BPR yang mayoritas usaha mikro dan kecil masih membutuhkan pelayanan tatap muka.
“Fintech memang ada pengaruhnya. Tapi, kami yakini bahwa BPR punya pangsa yang berbeda dengan fintech . Kami kan fokus membina UMKM ke daerah,” pungkas dia.
Baca Juga: OJK Cabut Izin BPR Bintang Ekonomi Sejahtera
Fintech , kata dia, bisa saja membidik UMKM di daerah, tapi mereka akan terbatas persoalan sustainability. “Kalau kami BPR tak hanya memberi pinjaman, tapi juga melakukan pendampingan,” katanya.
Dia pun berkeyakinan BPR ke depan akan terus bertumbuh. Bankir BPR tidak perlu khawatir ketatnya persaingan dengan fintech atau bank konvensional. BPR, kata dia, mestinya bisa bermitra dengan bank konvensional untuk menggarap market bawah.
(Feby Novalius)